Tahun kian berganti, belakangan ini muncul kabar-kabar kriminalitas yang di luar nalar. Ekstrimnya pembunuhan suami terhadap istri, pembunuhan calon suami terhadapa calon istri, pembunuhan pasangan kekasih, dll. Jika dulu kriminalitas masih sebatas copet-mencopet, sekarang rasa kemanusiaan seolah sudah tergerus zaman. Tanpa rasa iba, atas nama "emosi tersulut" dengan tega membunuh manusia lainnya.
Tidak ada justifikasi dengan alasan apapun, bahwa apa yang dilakukan tersebut boleh. Nyawa sesama makhluk manusia itu tidak bisa digadaikan atas nama apapun. Jika Tuhan saja meminta kita menjaga makhluk hidup lain seperti dengan tidak menyiksa binatang (baik itu binatang piaraan atau pun bukan), apalagi dengan sesama jenis spesies yaitu manusia.
Ada apa?. Dimana wujud akal yang diberikan Tuhan kepada kita. Bukankah kita (agama apapun) paham bahwa semua jenis pembalasan adalah hak Tuhan. Jadi se-emosi apapun itu, biarkan Tuhan saja yang berwenang. Bukan hak siapapun mengambil nyawa orang lain lantaran emosi atau apapun itu.
Pertanyaan untuk pasangan menikah yang membunuh pasangannya, apakah sedangkal itu cinta Anda?. Kalau kamu mau bersatu dengan dia, mintalah pada Tuhan. Dan cintailah dengan tulus, bukan dengan kriminalitas. Ingat masa depan anak-anak kamu. Jika di penjara anak-anak kalian siapa yang mengasuh dan mengjaga dan bagaimana dengan kelanjutan pendidikan mereka. Bukan kah jika pun kalian bercerai, setidaknya anak-anak kalian masih ada yang mengasuh. Dan bukan tidak mungkin kalian untuk rujuk kembali. Kalau kamu mencintai dengan tulus, InsyaAllah akan ada jalan dari Tuhan untuk mengutuhkan rumah tangga kalian.
Pertanyaan untuk pasangan calon menikah, apakah begitu?. Jika Anda tidak bisa menjalani kisah pernikahan bersama dia. Cukup sampaikan saja secara jelas dan baik-baik, lalu hengkang. Bukan malah dengan kriminalitas. Orang tua calon istri mu pasti akan bisa menemani hidupnya dengan baik. Ingat masa depan kamu. Daripada menghabiskan waktu bisa sampai seumur hidup di penjara, lebih baik saat itu menyelesaikan dengan tidak mengedepankan emosi. Coba bayangkan betapa sedihnya orang tua dan keluarga calon istri mu itu. Bukan sedih karena anaknya mau meninggalkan rumah dengan berumah tangga, tapi sedih karena anak meninggalkan dunia selama nya.
Marilah lebih peka untuk respect bukan hanya dengan lisan tapi juga dengan perlakuan. Respect yang dasar itu adalah dengan respect pada setiap nyawa yang Tuhan anugrahkan untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Bukan hanya sesama manusia, tetapi juga pada hewan dan bahkan tumbuhan.
Disaat kita hidup saling menghargai dan menjaga, InsyaAllah yang timbul adalah rasa saling persaudaraan. Bukan krimilitas yang subur, tapi setiap orang malah akan berlomba-lomba melakukan kebaikan dan perdamaian akan melingkupi Indonesia tercinta. Mari kita sama-sama berdoa semoga Indonesia selalu aman, damai, dan sejahtera.
0 comments:
Post a Comment