Pages

Ads 468x60px

Labels

Wednesday 12 September 2018

Mending DO Biar Sukses? Baca Ini Buat Kalian yang Masih Malas-malasan Kuliah

Pernahkah kamu mendengar cerita kisah pengusaha sukses seorang yang DO (Drop Out atau putus kuliah)?. Apakah DO yang membuat mereka sukses atau bagaimana sehingga cerita tersebut kadang dijadikan seorang mahasiswa sebagai pembenaran bahwa diri nya perlu DO. Padahal tahukah bahwa dibalik pengusaha sukses yang DO tersebut itu tidak sesimple bahwa di DO lalu tiba-tiba sukses. Bisa dipastikan bahwa pengusaha-pengusaha sukses yang DO tersebut sudah make money or at least pay their own bill "semiskin apapun" tanpa bergantung ke family mereka. Jadi silahkan tanya ke diri masing-masing apakah kalian bisa pay your own bill dengan DO? jika jawabannya tidak jangan terlalu pede untuk mengajukan/menginginkan DO. Terutama untuk kalian yang kuliah dibiayai orang tua atau family. 
Ingat saat kalian lahir ke dunia, setiap orang yang menyaksikan mendo'akan agar kalian berguna bagi orang tua, bangsa, & agama. Jadi kalau pun belum bisa berguna bagi bangsa & agama, please bergunalah bagi orang tua kalian. Berguna itu tidak meski materi kok, sesederhana kamu bisa lulus kuliah yang biaya dari jerih payah keluarga mu itu sudah sangat berguna. Jangan mensederhanakan kuliah itu hanya uang semesteran kuliah kamu saja. Masih ada uang makan bulanan, kosan, transportasi, & kebutuhan tambahan perkuliahan yang keluarga sudah dengan rutin perjuangkan untuk kalian tiap bulan nya. Seandainya kalian tidak kuliah dari awal, tentu uang makan bulanan bisa jauh lebih murah karena kalian makan dengan orang tua di satu rumah (sekali masak untuk sekeluarga jauh lebih ekonomis). Jadi lulus kuliah adalah bentuk tanggung jawab yang mesti kalian tunaikan tatkala amanah/fasilitas untuk berkuliah kalian ambil. 
Beda case dengan pengusaha sukses, mayoritas mereka kuliah dengan uang sendiri, beasiswa, atau minimal bayar uang bulanan mereka sendiri. Dan mereka pun terpaksa DO karena tuntutan bisnis mereka dengan konsekuensi yang tidak berdampak bagi keluarga mereka (mandiri). Jangan sampai demi baru mau rintis bisnis, kalian korbankan kuliah yang dibiayai keluarga. Selagi fasilitas itu masih ada maka segerakan-lah untuk menyelesaikannya. Jangan lupa bahwa fasilitas itu ada limit waktunya, terutama kalau kamu laki-laki beragama islam. Tahukah bahwa lelaki islam, masa tanggung jawab ayah-ibunya itu hanya sampai ia baliq (atau sekitar usia 18 tahun). Jadi kalau kalian laki-laki muslim sudah baliq dan masih dibiayai nafkah bahkan dikasih fasilitas kuliah itu sudah kebaikan orang tua yang berlebihan sekali. Jangan disia-siakan dengan menginginkan DO atau kuliah "asal-asalan". Kalau mau DO yah sebenarnya silahkan (your own choice), tapi pay your own bill & siap akan konsekuensinya bahwa disaat bisnis rintis kamu sedang "mandek" jangan sampai merepotkan orang tua mu. 
Salah satu alasan kenapa orang tua memfasilitasi anak-anaknya berkuliah agar anak tersebut menjadikan sertifikat & pengetahuan sarjana sebagai salah satu bekal menjalani kehidupan nya. Kuliah juga secara tidak langsung mengasah kemandirian, kemampuan mengatur keuangan, & tanggung jawab anak-anaknya (terutama yang kuliah di-rantauan). Jadi pembisnis atau apapun silahkan saja, selama itu halal. Dan jadi pembisnis yang bergelar sarjana pun faktanya banyak. Siapa bilang lulusan S1 tidak bisa jadi pengusaha sukses. Kuliah lancar bersamaan rintis bisnis pun lancar, mandiri financial, & responsible sampai dapat gelar sarja, itu baru disebut anak muda tangguh. 
Kuliah di zaman sekarang bukan sekedar siapa yang punya uang atau tidak. Karena yang paling utama dari orang yang bisa mendapatkan gelar S1 nya adalah niat & kemauan. Kalau tidak punya niat & kemauan, meski sekaya apapun memang sulit mendapatkan kelulusan sarjana (secara sportif yah, bukan jalur manipulasi). Dan kalau memang tidak berniat & berkemauan menjadi seorang sarjana meskinya sedari SMA bilang saja tidak mau kuliah. Daripada kalian membuat effort keluarga untuk mengkuliahkan mu menjadi sia-sia. Karena at the end kuliah tidak kalian selesaikan. Ingat tanggung jawab yang meski kalian tunaikan, yaitu lulus kuliah. Bayarlah keringat keluarga kalian yang sudah membiayai kalian untuk berkuliah dengan sertifikat sarjana. That's it.