Pages

Ads 468x60px

Labels

Thursday 8 October 2015

Arti Dibalik Nama "Dede Wahyuni Setiawati"

Lama rasanya, sudah tidak nulis lagi. Pagi ini tanpa disengaja menemukan sebuah post-an di facebook mengenai arti nama. Spontan, jadilah aku penasaran menelisik kembali kenapa orang tua memberi nama ini untuk ku. 
Nama adalah do'a orang tua kepada anaknya. Demikian pula nama ku "Dede Wahyuni Setiawati". Asalnya, dulu aku mau dinamakan "Wahyuni Setiawati". Namun kata Bapak ku bahwa saat di dalam kandungan, aku suka merespon (dengan bergerak-gerak) jika dipanggil "Dede". Saat dikandungan, Bapak dan Mama suka memanggilku "Dede" yang maksudnya panggilan kesayangan untuk Ade.
Maka dari itu akhirnya Bapak berfikir bahwa ada baiknya ditambahkan nama sapaan "Dede" untuk ku. Meskipun beliau tidak berencana untuk mendaftarkan nama tersebut di AKTA KELAHIRAN ku. Jadi inginnya nama ku tetap "Wahyuni Setiawati", hanya saja ada nama panggilan informal yaitu Dede. 
Uniknya sebelum nama tersebut didaftarkan setelah kelahiran ku, justru kebanyakan orang mengenal bahwa bayi (aku) yang baru lahir itu bernama "Dede" sehingga terkenal dan meluaslah nama itu sebelum didaftarkan pengurusan administratif AKTA KELAHIRAN. 
Dari situlah, Bapak ku berfikir bahwa nama Dede ini bagus ditambah sebagai nama awalan "Wahyuni Setiawati" yang mereka berikan. Lagi pula sebutan Dede juga tidak asing di daerah Jawa Barat (Daerah Kelahiran Almarhumah Mama), dan di daerah Ende (Tempat kelahiran Bapak). Jadi dengan adanya nama tersebut malah orang bisa mengindikasikan (dari nama) kalau benar Aku ini orang Jawa barat (atau bisa juga Ende). 
Sementara untuk nama "Wahyuni Setiawati" yang dipersiapkan, mengandung makna:

Wahyuni: Wahyu (dalam artian Berkah) dari Allah berupa seorang anak wanita

Setiawati: Wanita yang setia

Jadi "Wahyuni Setiawati" adalah Berkah dari Allah berupa seorang bayi wanita yang kelak tumbuh menjadi wanita yang setia.


"Setia pada agama, negara, orang tua, suami, dan orang-orang yang ada di sekelilingnya. "


Bapak menambahi kisahnya, bahwa usai persalinan maka suster pun membawa ku ke ruangan bayi. Dimana ada banyak bayi yang sedang diam. Setiba suster datang ke ruangan ini, suster pun berkata:

"Selamat pagi, ini ada teman kalian.. namanya Dede."

Seketika pun semua bayi meng-owek secara kompak, seolah serempak berucap menyambut. Sambil kegirangan suster pun berkata:

"Owh ini kalian semua lagi menyambut Dede nih, hehe.."





Created by: Dede Wahyuni Setiawati

Sunday 21 June 2015

Kumpulan Inspiring Quote

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Percaya!
Allah Pasti Selalu Memberikan Yang Terbaik. 
Semangatlah dan Jangan Bersedih! 
Dede Wahyuni Setiawati

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kamu akan melihat hikmah dari kejadian yang terjadi pada mu setelah kamu memberi jarak ketika melihatnya.
Semua yang terjadi pastilah yang terbaik. 

Syaduddin Taftazani    

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

1/2 + 1/2 = 0
1 + 1 = ~
Apapun yang dilakukan setengah-setengah tidak akan menjadi apa-apa.
Dan Apapun yang dilakukan bersungguh-sungguh 100% maka hasilnya akan sangat besar (tak terhingga).

Rino Andias Nugraha  

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------











(to be continued)

Monday 27 April 2015

Keliling Indonesia!

Hmmm, Jika Aku punya 10 juta rupiah untuk travelling mau dipake kemana yah?


Oke yang pertama Aku tetepin dulu rencana perjalanan traveling ku ini. Yang paling oke sih mending manfaatin tanggal merah di bulan may ini sama hari kejepit biar buat izin kerja berderet dan ga terlalu banyak bolos. hehehe.


Destinasi traveling ku ini adalah daerah dengan icon-icon di Indonesia yang wajib untuk Aku kunjungi, mereka adalah Yogyakarta, Bali, Pulau Komodo, dan Pulau Raja Ampat.

Perjalanan akan aku mulai dari berangkat ke Yogyakarta, berhubung ada tiket promo di traveloka so mari kita manfaatkan kesempatan. hihihi


Uhuy... Jogja!!!

Siapa sih yang ga tau Jogja dengan beragam pilihan wisata yang nentremin hati dari hiruk pikuk jakarte. Well untuk hotel tidak perlu yang terlalu mahal, berhubung jogja punya banyak bejibun tempat yang meski dikunjungi mulai dari malioboro, pasar bringharjo, monumen tugu, keraton, musium batik, dannn buanyak deh. Dibawah ini nih review hotelnya, lumayan kan?, murah lagi!. hehe.

Namun sebagai konsekuensi, banyaknya destinasi yang dikebut di jogja yah mau ga mau kudu nyarter mobil untuk keliling jogja 2 harian sampe puass atau sekitar Rp 500,000.

Abis dari having fun di bali selama 3 hari, saatnya meluncur ke Bali. (Kayak ape aje meluncur!).
Nah lumayan nih, dapet tiket promo. hehehe

Indahnya alam pantai di Bali ga boleh di sia-siain untuk nikmatin viewnya sebaik mungkin.Ini nih salah satu hotel keren, yang paling Oke ku.

Yah cukup mahal sih, tapi gorgeous lah buat ngirup semua atsmofer Bali nan cantik. Tidak buang-bung waktu biar bisa maksimal nikmatin bali, Aku ambil deh tur keliling bali selama sehari Rp 1,250,000.  Setelah puas nikmatin keliling-keliling hari pertama di bali, hari berikutnya bermain di pantai sampai puas Rp 660,000. Uhhhuy. Habis puas-puas di Bali, selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke salah satu destinasi terbaik di Indonesia yakni Pulau Komodo.
Untuk sampai ke sana, Aku milih rute dengan terbang dulu ke Labuan Bajo.

Karena di Labuan Bajo hanya untuk ngistirahatin badan lah istilahnya so nginepnya di hostel murah aje lah. Yah hari minggu malam ini dan senin malam, Aku bakalan nginep di hostel backpacker yang biayanya cuma Rp 75,000 per malam. Besoknya tanggal 18 Mey, langsung deh ikut tur (dengan ngebawa kamera) keliling pulau komodo dengan budget cuma Rp 565,000 seharian ampe puasss.
Hari kedua di LB, Aku maen ke Gua Cermin dengan ongkos Rp 23,000.

Mmmmm kebayang betapa senengnya bisa dateng ke tempatnya salah satu keajaiban dunia dari Indonesia tercinta. Perjalanan belum berakhir karena setelah ini Aku bakalan lanjutin eksplorasi keindahan Indonesia lainnya di ujung timur Indonesia. Apalagi kalau bukan "Pulau Raja Ampat". Destinasinya para wisatawan dunia, yang buat Aku semakin bangga jadi anak Indonesia. (hahaha, ketawa sombong :p).
Rute yang Aku pilih untuk sampai ke Raja Ampat adalah melalui kota Sorong. Alasan utamanya karena di kota Sorong Aku bisa mampir dulu ke kampung halaman. hehehe. Lumayan bisa mampir silaturahim, dan siapa taudapat tambahan jajan dari mamih. :)).
Meskipun dapet tiketnya mahal buanget, tak apalah. Kepalang rindu pada kampung, dan kepalang penasaran sama Raja Ampat yang harum namanya udah kemane-mane.
Setiba di Sorong, Aku langsung minta jemput mamih dong. 2 hari semua akomodasi dan makan gratis, Asek. Sekalian bisa minta diajak jalan-jalan gratis ke daerah sekitaran Sorong. Lumayan. Nah mulai deh tanggal 21 Mey naik pp kapal kecil ke Raja Ampat (budget Rp 400,000).
Berhubung harga barang-barang hotel di Raja Ampat muahal baget, yah abislah total budget Ku untuk 1 malam Rp 200,000. Ikut paket tour, dll jadi keluar lagi Rp300,000.
Mmmm Puas deh, yuk balik ke Jakarta. Naik kapal kecil lagi, terus naik pesawat deh. Yang kalo ditotal-total nih budgetnya udeh menuju 10 juta. Wuaaah ga kerasa yah. hihihi.
Alhamdulillah tiba lah di jakarta pulang udah dengan banyak cerita asik plus oleh-oleh dari mamih di kampung. Tinggal berbaring dengan nafas panjang di taxi (Rp 150,000) sampe kosan. 
Untung aja ada traveloka, travelling jadi lebih mudah diplanning. Cari hotel juga jadi gampang bangettt.

Wednesday 1 April 2015

Memandang Hidup dari Jendela Kehidupan

Untuk bisa menikmati hidup yang penuh keindahan, Jendela yang Anda gunakan untuk melihat dunia harus benar-benar bersih.
Pertama, Anda perlu belajar dari Sang Surya yang selalu memberi tanpa pernah meminta. Pandangan ini agak berbeda dengan kalkulasi bisnis yang senantiasa menempatkan pemberian sebagai investasi yang nantinya akan ditunai hasilnya. Padahal inilah yang seringkali membuat kita kecewa dan frustasi. Hidup kita justru akan lebih berbahagia bila kita banyak memberi tapi sedikit berharap. Nah, untuk bisa seperti ini, Anda perlu mengingat satu hal : Apapun yang Anda berikan pada orang lain tak akan pernah hilang. Ia akan selalu kembali kepada Anda  dalam bentuk yang berbeda. Inilah yang disebut sebagai Hukum Kekekalan Energi. Aktor Leonard Nimoy yang berperan sebagai Mr. Spock dalam film Star Trek mengatakan, “Keajaibannya terletak disini – semakin banyak kita memberi, semakin banyaklah yang akan kita punyai.”
Kedua, kita perlu merevisi pandangan kita mengenai bersyukur. Selama ini bersyukur seringkali hanya dikaitkan dengan keberuntungan dan kabar baik. Padahal perspektif kita – betapapun hebatnya – senantiasa terbatas. Karena itu apa yang kelihatannya baik secara jangka pendek belum tentu baik dalam jangka panjang. Begitu pula, apa yang buruk menurut kita, boleh jadi adalah sesuatu yang baik untuk jangka panjang. Karena itu hidup akan lebih berbahagia kalau kita menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah. Biarlah Allah yang Maha Tahu yang menentukan apa yang terbaik bagi kita. Ini akan membuahkan perasaan syukur terhadap apapun yang kita hadapi dalam hidup.
Ketiga, kita perlu merevisi pandangan kita mengenai kepasrahan. Banyak orang yang mengartikan pasrah sebagai menyerah. Pendapat ini salah! Pasrah adalah berusaha sekeras-kerasnya dengan segala macam taktik dan strategi, tetapi menyerahkan hasil akhirnya pada kehendak Allah. Kepasrahan ini sebetulnya merupakan bentuk spiritualitas yang tertinggi.
Keempat, adalah memaafkan orang lain. Pandangan kita mengenai memaafkan orang lain juga perlu kita revisi. Memaafkan orang lain sebenarnya bukanlah untuk kebaikan orang tersebut, tetapi untuk kebaikan kita sendiri. Berbagai penelitian membuktikan bahwa ketidakmauan kita memaafkan orang lain menimbulkan berbagai penyakit yang berbahaya yang dapat menggerogoti kebahagiaan kita. Mahatma Gandhi, mengatakan “Orang lemah tidak pernah sanggup memberi maaf. Memaafkan merusakan ciri orang kuat.”
Kelima, adalah bersabar. Kita seringkali mengekspresikan bersabar dengan mengelus dada, Pangan ini juga perlu dirubah. Kesabaran adalah  kemampuan untuk menyatukan badan dan pikiran kita di satu tempat.  Kesabaran dengan demikian bukanlah penderitaan tetapi merupakan cara terpenting untuk menikmati hidup.
Keenam dan ketujuh adalah kejujuran dan keberanian. Untuk bisa meningkatkan kualitas hidup, Anda harus memiliki dua karakter lagi, yaitu Jujur dan Berani. Untuk itu pandangan hidup Anda harus direvisi. Bersikap jujur di tengah masyarakat yang tidak jujur tidak akan mencelakakan Anda, tetapi justru akan menyelamatkan Anda. Anda akan menjadi orang yang spesial  dan berbeda dari kebanyakan orang. Jangan lupa, siapapun orangnya, seorang pendusta besar sekalipun senantiasa membutuhkan kawan yang jujur. Kejujuran adalah kebutuhan setiap manusia yang paling hakiki. Namun kejujuran saja tidak cukup, Anda juga harus mempunyai keberanian untuk mengatakan apa yang benar. Keberanian ini hanya akan datang kalau Anda mampu menaklukan rasa takut yang masih bersarang dalam diri Anda. 
Selain ketujuh kualitas hati tersebut, jendela Anda juga perlu dibersihkan dari berbagai bentuk keserakahan. Kita harus sadar bahwa hidup kita di dunia ini sangatlah sementara. Kesadaran ini menghindarkan kita dari kebiasaan menumpuk-numpuk harta, apalagi dengan cara mengambil sesuatu yang bukan menjadi hak kita. Akar korupsi bukanlah pada kemiskinan ataupun sistem hukum kita yang lemah tetapi pada jendela yang kita gunakan untuk melihat dunia.
(diambil dari tulisannya Kang Arvan Pradiansyah – LIFE IS BEAUTIFUL / Elex Media Komputindo) 


Editor:
Mukhamad Sya'duddin Taftazani

Sunday 22 March 2015

Kalo Anda Bermasalah, Berbahagialah?!

Membaca judul di atas mungkin Anda bertanya-tanya, apakah saya tak salah tulis. Anda mungkin berkata, ''Bukankah akan lebih berbahagia kalau kita sama sekali tak punya masalah?'' Kalau demikian, Anda salah besar! Di mana ada kehidupan, di situ pasti ada permasalahan. Namun, tahukah Anda bahwa di balik setiap masalah terkandung suatu peluang emas dan kesempatan yang besar untuk maju? 
Ada kata-kata bijak dari Norman V Peale yang patut Anda renungkan. Dalam bukunya You Can If You Think You Can, ia mengatakan, ''Apabila Tuhan ingin menghadiahkan sesuatu yang berharga, bagaimanakah Ia memberikannya kepada Anda? Apakah Ia menyampaikan dalam bentuk suatu kiriman yang indah dalam nampan perak? Tidak! Sebaliknya Tuhan membungkusnya dalam suatu masalah yang pelik, lalu melihat dari jauh apakah Anda sanggup membuka bungkusan yang ruwet itu, dan menemukan isinya yang sangat berharga, bagaikan sebutir mutiara yang mahal harganya yang tersembunyi dalam kulit kerang.'' 
Pernyataan di atas bukan sekadar kata-kata indah untuk menghibur Anda yang sedang kalut menghadapi suatu masalah. Ini adalah perubahan paradigma dan cara berpikir. Keadaan apa pun yang kita hadapi sebenarnya bersifat netral. Kitalah yang memberikan label positif atau negatif terhadapnya. Seperti yang dikatakan filsuf Cina, I Ching, ''Peristiwanya sendiri tidak penting, tapi respons terhadap peristiwa itu adalah segala-galanya.'' 
Berikut ini contoh sederhana. Sebagai seorang fasilitator yang memberikan pelatihan di berbagai perusahaan, saya pernah menghadapi penolakan dari klien semata-mata karena usia saya yang dianggap terlalu muda. Saya pernah menganggap ini masalah besar. Bagaimana tidak? Ini menyangkut kredibilitas saya. Saya kemudian memikirkannya berhari-hari. Kepercayaan diri saya mulai terganggu. 
Lama-kelamaan saya sadar bahwa penolakan semacam ini adalah hal biasa. Justru ini adalah kesempatan untuk berkembang. Karena itu, saya segera menggali kebutuhan klien dan mencari pendekatan yang lebih dapat diterima. Saya terus meningkatkan kompetensi, sampai akhirnya saya dapat diterima oleh perusahaan tersebut. Kalau demikian, penolakan awal itu sama sekali bukan sebuah masalah, tapi sebuah peluang yang sangat berharga. 
Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh. Sayang, lebih banyak orang yang menganggap masalah sebagai sesuatu yang harus dihindari. Mereka tak mampu melihat betapa mahalnya mutiara yang terkandung dalam setiap masalah. Ibarat mendaki gunung, ada orang yang bertipe Quitters. Mereka mundur teratur dan menolak kesempatan yang diberikan oleh gunung. 
Ada orang yang bertipe Campers, yang mendaki sampai ketinggian tertentu kemudian mengakhiri pendakiannya dan mencari tempat yang datar dan nyaman untuk berkemah. Mereka hanya mencapai sedikit kesuksesan tapi sudah merasa puas dengan hal itu. 
Tipe ketiga adalah Climbers yaitu orang yang seumur hidupnya melakukan pendakian, dan tak pernah membiarkan apapun menghalangi pendakiannya. Orang seperti ini senantiasa melihat hidup ini sebagai ujian dan tantangan. Ia dapat mencapai puncak gunung karena memiliki mentalitas yang jauh lebih tinggi, mengalahkan tingginya gunung. Orang dengan tipe ini benar-benar meyakini apa yang pernah dikatakan Dag Hammarskjold, ''Jangan pernah mengukur tinggi sebuah gunung sebelum Anda mencapai puncaknya. Karena begitu ada di puncak, Anda akan melihat betapa rendahnya gunung itu.'' 
Semua masalah sebenarnya adalah rahmat terselubung bagi kita. Mereka ''berjasa'' karena dapat membuat kita lebih baik, lebih arif, lebih bijaksana, dan lebih sabar. Anda baru dapat disebut manajer yang baik kalau Anda mampu memimpin seorang bawahan yang sulit, yang membuat para manajer lain angkat tangan. Anda baru menjadi orang tua yang baik kalau Anda dapat menangani anak yang bermasalah, atau pun menantu yang keras kepala, yang melakukan sesuatu melebihi batas kesabaran Anda. Anda baru dapat disebut profesional kalau Anda mampu menangani pelanggan yang cerewet yang sering mengeluh dan banyak maunya. 
Untuk mencapai kesuksesan, Anda perlu memiliki adversity quotient, yaitu kecerdasan dan daya tahan yang tinggi untuk menghadapi masalah. Kecerdasan tersebut dimulai dari mengubah pola pikir dan paradigma Anda sendiri. Mulailah melihat semua masalah yang Anda hadapi sebagai peluang, kesempatan, dan rahmat. Anda akan merasa tertantang, namun tetap mampu menjalani hidup yang tenang dan damai. 
Berbahagialah jika Anda memiliki masalah. Itu artinya Anda sedang hidup dan berkembang. Justru bila Anda tak punya masalah sama sekali, saya sarankan Anda segera berdoa, ''Ya Tuhan. Apakah Kau tak percaya lagi padaku, sehingga Kau tak mempercayakan satu pun kesulitan hidup untuk saya atasi?'' Dengan berdoa demikian Anda tak perlu khawatir. Tuhan amat mengetahui kemampuan kita masing-masing. Ia tak akan pernah memberikan suatu beban yang kita tak sanggup memikulnya. 
(diambil dari tulisannya Kang Arvan Pradiansyah – LIFE IS BEAUTIFUL / Elex Media Komputindo) 

Editor:
Mukhamad Sya'duddin Taftazani

Friday 20 March 2015

Belanja di ''Toko Kebahagiaan''

Seorang muda yang selalu resah dan gelisah menemui seorang bijak dan bertanya, 
''Berapa lamakah waktu yang saya butuhkan untuk memperoleh kebahagiaan?'' Orang bijak itu memandang si anak muda kemudian menjawab, ''Kira-kira sepuluh tahun.'' 

Mendengar hal itu anak muda tadi terkejut, 
''Begitu lama,?'' tanyanya tak percaya. 

''Tidak,'' kata si orang bijak, ''Saya keliru. Engkau membutuhkan 20 tahun.'' 

Anak muda itu bertambah bingung. 
''Mengapa Guru lipatkan dua,?'' tanyanya keheranan. Orang bijak kemudian berkata, ''Coba pikirkan, dalam hal ini mungkin engkau membutuhkan 30 tahun.'' 

Apa yang terlintas dalam pikiran Anda ketika membaca cerita di atas? Tahukah Anda mengapa semakin banyak orang muda itu bertanya, semakin lama pula waktu yang diperlukannya untuk mencapai kebahagiaan? 
Lantas, bagaimana cara kita mendapatkan kebahagiaan? Sebagaimana yang telah sering saya sampaikan dalam rubrik ini, kebahagiaan hanya akan dicapai kalau kita mau melakukan pencarian ke dalam. Namun, itu semua tidak dapat Anda peroleh dengan cuma-cuma. Anda harus mau membayar harganya. 
Agar lebih mudah saya akan menggunakan analogi sebuah toko. Nama toko itu adalah ''Toko Kebahagiaan.'' Di sana tidak ada barang yang bernama ''kebahagiaan'' karena ''kebahagiaan'' itu sendiri tidak dijual. Namun, toko ini menjual semua barang yang merupakan unsur-unsur pembangun kebahagiaan, antara lain : kesabaran, keikhlasan, rasa syukur, kasih sayang, kejujuran, kepasrahan, dan rela memaafkan. Inilah ''barang-barang'' yang Anda perlukan untuk mencapai kebahagiaan. 
Tetapi, berbeda dari toko biasa, toko ini tidak menjual produk jadi. Yang dijual di sini adalah benih. Jadi, kalau Anda tertarik untuk membeli ''kesabaran'' Anda hanya akan mendapatkan ''benih kesabaran.'' Karena itu, segera setelah Anda pulang ke rumah Anda harus berusaha keras untuk menumbuhkan benih tersebut sampai ia menghasilkan buah kesabaran. 
Setiap benih yang Anda beli di toko tersebut mengandung sejumlah persoalan yang harus Anda pecahkan. Hanya bila Anda mampu memecahkan persoalan tersebut, Anda akan menuai buahnya. Benih yang dijual di toko itu juga bermacam-macam tingkatannya. ''kesabaran tingkat 1,'' misalnya, berarti menghadapi kemacetan lalu lintas, atau pengemudi bus yang ugal-ugalan. ''Kesabaran tingkat 2'' berarti menghadapi atasan yang sewenang-wenang, atau kawan yang suka memfitnah. ''Kesabaran tingkat 3'', misalnya, adalah menghadapi anak Anda yang terkena autisme. 
Menu yang lain misalnya ''bersyukur.'' ''Bersyukur tingkat 1'' adalah bersyukur di kala senang, sementara ''bersyukur tingkat 2'' adalah bersyukur di kala susah. ''Kejujuran tingkat 1,'' misalnya, kejujuran dalam kondisi biasa, sementara ''kejujuran tingkat 2'' adalah kejujuran dalam kondisi terancam. Inilah sebagian produk yang dapat dibeli di ''Toko Kebahagiaan''. 
Setiap produk yang dijual di toko tersebut berbeda-beda harganya sesuai dengan kualitas karakter yang ditimbulkannya. Yang termahal ternyata adalah ''kesabaran'' karena kesabaran ini merupakan bahan baku dari segala macam produk yang dijual di sana. 
Seorang filsuf Thomas Paine pernah mengatakan, ''Apa yang kita peroleh dengan terlalu mudah pasti kurang kita hargai. Hanya harga yang mahallah yang memberi nilai kepada segalanya. Tuhan tahu bagaimana memasang harga yang tepat pada barang-barangnya.'' 
Dengan cara pandang seperti ini kita akan menghadapi masalah secara berbeda. Kita akan bersahabat dengan masalah. Kita pun akan menyambut setiap masalah yang ada dengan penuh kegembiraan karena dalam setiap masalah senantiasa terkandung ''obat dan vitamin'' yang sangat kita butuhkan. 
Dengan demikian Anda akan ''berterima kasih'' kepada orang-orang yang telah menyusahkan Anda karena mereka memang ''diutus'' untuk membantu Anda. Pengemudi yang ugal-ugalan, tetangga yang jahat, atasan yang sewenang-wenang adalah peluang untuk membentuk kesabaran. Suasana yang ribut dan gaduh adalah peluang untuk menumbuhkan konsentrasi. Orang-orang yang tak tahu berterima kasih adalah peluang untuk menumbuhkan perasaan kasih tanpa syarat. Orang-orang yang menyakiti Anda adalah peluang untuk menumbuhkan kualitas rela memaafkan. 
Sebagai penutup marilah kita renungkan ungkapan berikut ini: 
''Aku memohon kekuatan, dan Tuhan memberiku kesulitan-kesulitan untuk membuatku kuat. Aku memohon kebijaksanaan, dan Tuhan memberiku masalah untuk diselesaikan. Aku memohon kemakmuran, dan Tuhan memberiku tubuh dan otak untuk bekerja. Aku memohon keberanian, dan Tuhan memberiku berbagai bahaya untuk aku atasi. Aku memohon cinta, dan Tuhan memberiku orang-orang yang bermasalah untuk aku tolong. Aku mohon berkah dan Tuhan memberiku berbagai kesempatan. Aku tidak memperoleh apapun yang aku inginkan, tetapi aku mendapatkan apapun yang aku butuhkan.'' 
(diambil dari tulisannya Kang Arvan Pradiansyah) 

Editor:
Mukhamad Sya'duddin Taftazani

Biarkan Cahaya Itu Masuk

Seorang tua yang kaya raya sedang berbaring di tempat tidur menunggu maut datang menjemput. Di saat-saat terakhir, ia mengumpulkan keempat istrinya. Ia ingin mengajak mereka untuk menemaninya sampai ke alam baqa. 
Dipanggillah istrinya satu persatu. Dimulai dari istri keempatnya, yang paling muda sekaligus paling cantik. Istri ini berkata, ''Maafkan aku. Tentu saja aku sangat sedih memikirkan kepergianmu, tapi aku masih memiliki banyak hal yang harus aku kerjakan. Aku tak dapat menemanimu.'' Kecewa dengan jawaban itu, si lelaki memanggil istri ketiganya, namun istrinya ini mengatakan, ''Aku hanya dapat menemanimu sampai engkau menghembuskan nafasmu yang terakhir.'' 
Istri keduanyapun dipanggil. ''Aku akan menemanimu, tetapi hanya sampai di pemakaman saja,'' ujarnya. Hampir putus asa, akhirnya ia memanggil istri pertamanya. Dengan mantap si istri berkata, ''Aku akan menyertaimu kemanapun engkau pergi.'' 
Cerita inspiratif ini sebenarnya adalah gambaran kehidupan kita sendiri. Istri keempat adalah analogi dari harta yang kita kumpulkan selama kita hidup. Istri ketiga adalah tubuh kasar kita yang amat kita perhatikan dan selalu kita rawat. Istri kedua adalah analogi dari keluarga kita. Istri pertama yang paling setia adalah gambaran tubuh halus kita, jiwa dan spiritualitas kita. Inilah yang akan menyertai kita kemanapun kita pergi. 
Ironisnya, selama hidup, kita telah menghabiskan waktu dan energi yang tidak sedikit untuk urusan harta, badan, dan keluarga kita. Padahal cepat atau lambat mereka akan meninggalkan kita. ''Harta'' satu-satunya yang paling setia yaitu jiwa kita justru sering kita abaikan. 
Kesalahan terbesar yang sering kita lakukan adalah menyangka bahwa kita adalah makhluk fisik. Banyak orang beranggapan bahwa ''Aku adalah tubuhku.'' Karena itu, seluruh hidupnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Mereka mengumpulkan harta dan memenuhi nafsu badannya seakan-akan mereka akan hidup untuk selama-lamanya. 
Perlombaan mengumpulkan harta ini melahirkan keserakahan dan korupsi. Manusia-manusia semacam ini banyak sekali jumlahnya di negeri kita. Celakanya lagi merekalah yang memegang kekuasaan hampir di segala lapisan. Orang-orang ini tak pernah melewatkan kesempatan sekecil apapun. Kekuasaan bagi mereka adalah mesin uang yang amat efektif. 
Padahal manusia sama sekali bukan makhluk fisik. Manusia adalah makhluk spiritual. Kita bukanlah tubuh kita, kita adalah jiwa kita. Sejak pertama kali diciptakan, kita adalah makhluk spiritual, dan sampai kapanpun kita tetap makhluk spiritual. 
Hanya ketika berada di dunialah jiwa kita membutuhkan badan sebagai rumah kita. Tapi, badan ini lama kelamaan akan rusak dan aus. Pada akhirnya badan tak dapat lagi kita gunakan. Kita menyebutnya meninggal dunia. Namun, ini tidak sama dengan kematian. Kita hanya meninggalkan dunia tetapi kita masih tetap hidup. 
Kalau kita menyadari akan kenyataan sederhana ini, kita tak akan menjadi manusia yang rakus dan serakah. Kita akan sadar bahwa hidup di dunia ini hanya sementara saja. Memang benar, kita tak dapat hidup tanpa memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik kita seperti sandang, pangan, dan papan. Tapi, kita tahu bahwa di balik wujud kasar kita ada jiwa yang merupakan milik kita selama-lamanya. Karena itu, kita tak ingin merusak jiwa ini untuk memenuhi kebutuhan fisik kita yang sangat sementara itu. 
Orang yang korupsi dan serakah sebetulnya memiliki satu tujuan : kebahagiaan. Namun, karena mereka menganggap dirinya hanya makhluk fisik, maka kebahagiaan itu diterjemahkan menjadi : mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya. Padahal harta yang mereka kumpulkan tak akan pernah membuat mereka puas, tetapi hanya membuat mereka bertambah haus. Mereka tak sadar bahwa sumber kebahagiaan yang abadi terdapat di dalam jiwa mereka sendiri. Mereka tak pernah menyelami kekayaan terbesar yang mereka miliki itu 
Keserakahan terhadap dunia telah merusak dan menggerogoti jiwa mereka. Keserakahan ini juga telah menutupi seluruh hati mereka sehingga mereka seakan-akan tak pernah mendapatkan ''cahaya'' dari Tuhan. Mereka tak pernah sadar pada sumber kebahagiaan yang tersedia dalam jiwa mereka yang sebenarnya dapat mereka akses setiap saat. 
Sebagai penutup, saya ingin mengemukakan cerita seorang bijak yang bertanya pada murid-muridnya, ''Dimana Tuhan ada?'' Murid-muridnya yang keheranan itu dengan tangkas menjawab, ''Di mana-mana.'' Namun, orang bijak itu mengatakan, ''Tidak. Tuhan hanya ada ketika manusia membiarkanNya masuk.'' 
Orang bijak ini benar. Orang-orang yang tamak dan serakah telah menutup seluruh ruangan hati mereka dengan harta benda. Tak ada lagi tempat yang dibiarkannya tersisa untuk cahaya Ilahi. Untuk itulah sebetulnya kita perlu berpuasa karena berpuasa adalah sebuah terapi untuk mengurangi ketergantungan kita pada dunia fisik dan membuka pintu pada dunia spiritual. Lapar yang kita rasakan pada hakikatnya adalah upaya memberikan ruangan pada cahaya Ilahi untuk masuk. 
(diambil dari tulisannya Kang Arvan Pradiansyah – LIFE IS BEAUTIFUL / Elex Media Komputindo) 


Editor:
Mukhamad Sya'duddin Taftazani

Kita Masih Diberi Waktu ?!

Apakah makna pergantian tahun bagi Anda? Bagaimana pula cara yang biasa Anda lakukan untuk menyambut datangnya tahun baru? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang senantiasa muncul di kepala saya setiap menghadapi pergantian tahun. Ini memang pertanyaan penting yang amat perlu kita renungkan.

Pertanyaan mengenai makna mungkin agak sulit dijawab langsung. Anda perlu meluangkan waktu sebentar untuk merenungkannya. Sebaliknya pertanyaan mengenai cara sangat mudah dijawab. Pada dasarnya ada dua cara yang dilakukan orang menyambut tahun baru. Pertama, dengan bergembira dan berpesta, mulai dari pesta rakyat sampai dengan perhelatan di hotel-hotel berbintang. Kedua, dengan merenung, baik yang dilakukan sendirian maupun bersama-sama dalam satu forum. Kedua cara ini didasari oleh dua pandangan yang berbeda dalam melihat dunia.

Orang yang merayakan tahun baru dengan berpesta mungkin memandang hidup ini sebagai sebuah garis lurus atau sebuah tangga. Dengan demikian pergantian tahun dipandang sebagai umur yang bertambah, sebagai sebuah pencapaian yang patut dirayakan, sama seperti halnya merayakan ulang tahun kita. Ini tentunya berbeda dengan mereka yang menyambut tahun baru dengan renungan. Bagi mereka hidup adalah sebuah lingkaran.

Mengapa demikian? Marilah kita lihat. Kehidupan ini adalah laksana sebuah perjalanan. Kita memulainya dari satu titik, dan kita akan mengakhiri perjalanan kita persis di titik yang sama. Dalam bahasa agama dikatakan bahwa kita berasal dari Tuhan dan kita akan kembali kepada Tuhan.

Dahulu kita tidak ada dan nantinya juga tidak ada lagi. Kita memulai perjalanan kita dalam keadaan telanjang dan tidak memiliki apa-apa. Kita pun akan mengakhiri perjalanan kita dengan cara yang sama.

Coba renungkan sebentar analogi di atas. Kalau demikian, begitu Anda memulai perjalanan sebetulnya Anda sedang berjalan untuk kembali ke titik awal. Dalam sebuah lingkaran, pertambahan senantiasa berarti pengurangan. Semakin umur Anda bertambah, semakin pendeklah umur Anda dan semakin dekatlah Anda pada ketiadaan.

Panjang pendeknya umur seseorang hanyalah ditentukan oleh besar kecilnya lingkaran. Semakin besar lingkaran tersebut semakin lamalah perjalanan yang akan Anda tempuh, sebaliknya semakin kecil lingkaran, semakin pendeklah perjalanan Anda.

Nah, kalau demikian, pergantian tahun hanyalah berarti satu hal : Anda sudah semakin dekat dengan kematian. Karena itu, Anda harus waspada. Bergembira tentunya boleh-boleh saja. Namun, seringkali kegembiraan membuat kita lupa dan terlena.

Masalahnya, kita tak pernah tahu berapa besar lingkaran yang kita miliki. Kita tak tahu berapa lama lagi kita akan kembali ke titik awal. Kita tak tahu kapan ''kontrak'' kita habis. Tidak ada tanda-tanda yang jelas untuk itu. Orang muda yang segar bugar bisa dipanggil secara mendadak. Orang yang sedang berada di puncak karier sekonyong-konyong bisa berpulang kepada Tuhan. Semuanya terjadi secara mengejutkan dan tiba-tiba.

Sebetulnya kalau kita mau merenungkan hidup ini secara lebih dalam, ada tanda-tanda yang bisa mengingatkan kita pada hal ini. Itulah yang terjadi pada saat kita tidur. Tidur itu adalah saudaranya mati. Bukankah kondisi orang yang tidur persis sama seperti orang mati? Kita tak bisa berkata apa-apa. Telinga kita terbuka lebar tapi kita tak bisa mendengar. Posisi kitapun tak jauh beda dengan orang yang mati.

Karena itulah kita perlu berdoa sebelum tidur agar kita tidur dalam kebaikan dan rahmat Tuhan. Begitu kita terbangun di pagi hari kita pun perlu mengucapkan syukur kepada Tuhan yang memberikan lagi satu hari yang indah untuk kita nikmati. Demikianlah cara kita hidup dari hari ke hari. Tiap hari kita sebenarnya melalui sebuah proses yang berulang-ulang. Pagi-pagi kita hidup, beraktivitas, dan malamnya kembali ''mati.'' Sampai pada suatu saat nanti kita akan tidur untuk selama-lamanya.

Kalau Anda berpikir demikian, Anda tak akan pernah melewatkan waktu Anda dengan berhura-hura. Anda pun akan menjauhi kemarahan dan permusuhan. Hidup memang cuma sebentar, karena itu mari kita manfaatkan waktu kita bersama orang-orang yang kita cintai. Setiap kali bertemu dan berpisah dengan siapapun, kita selalu akan memastikan bahwa kita telah memberikan yang terbaik, sebab siapa tahu itu adalah pertemuan kita yang terakhir.

Hidup adalah anugerah karena itu marilah kita isi dengan kebaikan dan cinta kasih. Saya ingin menutup tulisan ini dengan sebuah lagu inspiratif dari Ebiet G Ade: ''Kita mesti bersyukur bahwa kita masih diberi waktu/ Entah sampai kapan tak ada yang bakal dapat menghitung/Hanya atas kasihNya hanya atas kehendakNya, kita masih bertemu matahari/ Kepada rumpun ilalang, kepada bintang gemintang/ Kita dapat mencoba meminjam catatannya.''

''Sampai kapankah gerangan, waktu yang masih tersisa/ Semuanya menggeleng, semuanya terdiam/ Semuanya menjawab tak mengerti/ Yang terbaik hanyalah segeralah bersujud/ Mumpung kita masih diberi waktu.''.

(diambil dari tulisannya Kang Arvan Pradiansyah)

Editor:
Mukhamad Sya'duddin Taftazani

Friday 27 February 2015

OPEN RECRUITMENT 2015 JGC INDONESIA

Established in Tokyo in 1928, JGC Corporation is one of the world’s leading international EPC contractors.  Originally known as Japan Gasoline Co., JGC’s initial goal was to construct and manage an oil refinery on the Pacific coast of Japan, but when the project ran into difficulties, the company shifted focus and became the Japan’s first engineering firm.
Since then, JGC has left its mark on over 20,000 hydrocarbon-related EPC projects the world over, with highly advanced engineering technologies and excellent project management leading to repeated large scaled success. Currently, JGC counts itself among the big four EPC contractors for liquefied natural gas (LNG) projects worldwide, and is also moving beyond the hydrocarbon industry with work on pharmaceutical plants, food processing plants, water treatment plants, industrial plants, information technology, power generation, and many others.  Whatever, wherever the business, JGC adheres to its motto: Engineering for the Quality of Human Life.
From the time of its establishment through the 1950’s, JGC gathered experience working on oil refinery construction and modernization within Japan.  Then, in the 1960’s, the company began to extend its business overseas, with refinery construction projects in Peru, Argentina and Venezuela.  Starting in 1965 with the opening of its first overseas office in Seoul, JGC embarked on a program of global expansion, moving into markets in China, Southeast Asia, South America, North Africa, Eastern Europe, and beyond.  JGC Group now operates in 21 countries on four continents, with 14 affiliates and 32 subsidiaries, including PT JGC Indonesia.
Petroleum started the wheels of the Industrial Revolution and dramatically changed the dynamics of human civilization.  At all times, JGC maintains a high level of attentiveness to the latest trends in the petroleum industry.  But as society, industry and business continue changing at an accelerating speed, the company is now directing its efforts toward achieving a sustainable society.  With excellent technologies and knowledge in energy fields such as oil, gas, coal, biomass, and nuclear power, JGC has been actively promoting alternative solutions including natural gas, underground storage of carbon dioxide, commercialization of super-heavy oils, and the development of clean fuels.  In response to the diverse needs of its clients, JGC is determined to go beyond the capabilities of conventional engineering contractors, investing in businesses such as resource development, power generation and water processing.  Looking into the future, JGC plans on transforming itself into a standout engineering enterprise which can contribute to resolving the wide array of issues confronting our ever-changing society. JGC Indonesia is one of subsidiary of JGC Coorp.
Established on September 6th, 1974 as PT Pertafenikki Engineering (Pertamina, Far East Oil Trading Co. and Nikki Kabushiki Kaisha), our partnership deeds are to contribute to high technology strategic facilities to start the development of Indonesia, which includes expertise, network, financial support and profound understanding of Engineering Process in refineries and chemicals engineering. Now the name is JGC Indonesia.
We are looking for: Laboratory Technician 
Qualification:
Male or Female.
Diploma or Bachelor Degree from Chemical Analyst.
Having experience working for laboratories, especially for oil test.
Ready to work on site.
Good oral and written English.
Computer literate (MS Office, MS Project and related software).
Excellent leadership, attitude and team work mindset.
Please send your application and CV to :
engineering.recruitment@jgc-indonesia.com
Please quote applied POSITION TITLE in the “subject” line

Wednesday 18 February 2015

IPK Gede Tanpa Mencontek

Kadang jujur itu membawa rasa sakit,
Sakit disaat melihat kecurangan menggeliar sementara tanpa ada yang tau kecuali Allah seseorang tersebut menjaga diri untuk jujur.
Jadi inget Saat zaman ujian kuliah OR 1, kuliah tersulit yang aku alami. Cuma pasrah ngeliat lembar ujian tanpa bergeming. Tidak terpikir sedikit pun mengikuti riuhnya kelas yang sudah saling mencontek. "Aku siap ga lulus, asal lulus dihadapan-Nya sebagai orang yang jujur"-ungkap ku menguatkan diri meski mata sudah berkaca-kaca.
Atau zaman ujian kuliah PDD (Product Design and Development) kalau tidak salah, yang dosennya salah satu dosen teliti sejagad kampus ku. Sekelas kompak bawa contekan di bawah kursi, kompak karena kami merasa berhak melakukan itu. Tapi alih-alih melihat contekkan yang sudah prepared dibawah kursi seperti teman-teman lainnya. Aku malah nangis sebelum ujian, merasa bersalah "kenapa bisa aku berniat seperti itu?". Dan contekkan itu ga jadi digunakan. Biarlah kalo konsekunsinya nilai D atau E, dari pada di hati mengganjal.
Kalau starting untuk mendapat nilai di ijazah saja sudah palsu, bagaimana ijazah ini pantas disubmitkan sebagai "ijazah dengan nama ku". Bagaimana nasib keberkahan selanjutnya dari ijazah tersebut.
Kadang menghakimi diri, kenapa harus menjadi yang "bukan mainstream". Cari nilai versi mudah lebih gampang dengan nyontek, fikir negatif ku sempat menghinggap. Dan jawabannya "Justru disana spesialnya, di balik itu ada keberkahan berlimpah". Nasib baik akan mengikuti orang yang bersabar dalam kebaikan.
Daya ingat jangka panjang terhadap suatu materi perkuliahan lebih panjang, karena aku mempelajarinya melalui proses (bukan nilai instant). Next time saat aku mengalami experience nyata tertentu aku bisa beranalisis mengaitkannya dengan teori, karena saat membaca hal tersebut masih terecord sebagai informasi.
Aku puas dengan berapa pun nilai ku, karena it is my best effort
Bahkan pernah aku mengkomen dosen untuk mengubah nilaiku, karena beliau memberi ku nilai yang lebih tinggi dari nilai asli ku. Kelihatannya beliau salah memeriksa kunci jawaban. Sekalipun nilai semakin kecil, namun tetap terasa melegahkan. Karena aku bisa tau sebarapa paham aku dengan perkuliahan tersebut.
Sekalipun bukan berada lagi di perkuliahan tertentu (semester sebelumnya), Inshallah masih mempunyai gambaran tentang perkuliahan tersebut. Atau ada mata kuliah yang masih terlekat konsep berfikirnya di kepala. Atau ada yang masih teringat setidaknya sekilas mengenai bab-bab yang dibahas di dalam text book mata kuliah tersebut. Dan hal tersebut kecil kemungkinan bisa kita dapat kalau hidup bergantung pada contekkan dan jawaban instant. 
Ada yang bilang "nilai ga penting untuk karir". Yah benar!, kalau gitu kenapa kamu kudu nyontek kan. 

"‪#‎IPK‬ gede bukan segalannya, tapi bagaimana cara kita mendapatkan #IPK tersebut adalah segalanya."

Sometimes justru ada company yang meng-interview karyawannya dengan menanyakan beberapa matkul (mata kuliah) terkait. Nah bagi si penggemar nyontek, tentu ini akan jadi nasib buruk mereka. Meskipun ada perusahaan yang menjadikan nilai sebagai kunci masuk ke perusahaannya. Contohnya, perusahaan Schlumberger (service oil & gas), diperusahaan ini mempersyaratkan applicant dengan minimum IPK 3,00. Itu artinya, kalo kamu belum punya nilai ini sudah pasti ditolak saat tahap awal. Namun saat masuk tahap selanjutnya, biasanya nilai sudah diabaikan. Kamu akan dituntut untuk menunjukkan skill nyata kamu, atau beragam test lainnya.

Mahasiswa dengan mental pencontek akan cenderung terbiasa mendapatkan kemudahan. Ini jadi efek negatif saat mereka di dunia kerja yang kompetitif. Disanalah budaya secara tak langsung akan mengganggu keterlanjutan karir. 
Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi kalau "pemilik-pemilik ijazah palsu" (pencontek) tersebut masuk ke dunia pemerintahan. Sangat dikuatirkan kalau mental berlaku curang akan memudahkan mereka untuk melakukan praktik korupsi (Nauzubillah). Itulah sebabnya prilaku mencontek saat Ujian (Kuis, UTS, atau pun UAS) sangat dikecam para dosen. Salah satu alasannya adalah mencegah hal tersebut menjadi watak mahasiswa. 

Toh dengan ‪#‎Tanpa‬ mencontek, #IPK kita tidak akan menjadi buruk. Jika belajar serta berdo'a dengan bersungguh-sungguh.

Say No to ‪#‎Mencontek‬ yuk, Para mahasiswa. grin emoticon
Say Yes to #IPK Gede #Tanpa #Mencontek


(Picture Source: FB Majalah Ummi)



*Wallahu 'allam bishawwab

Saturday 14 February 2015

Biaya Hidup di Jepang Tahun 2012 by FB Japanesse for all


memang benar biaya hidup di jepang tergolong sangat mahal. untuk tiap2 kota di jepang relatif bervariasi biaya hidupnya, walaupun gak terlalu menyolok. seperti misalnya biaya hidup di tokyo akan berbeda dgn di osaka, tapi tentu aja gak terlalu mencolok kok.
1. biaya tempat tinggal (40.000-60.000 yen)
umumnya biaya apartemen di daerah tokyo itu sekitar 60.000/bulan yen untuk ukuran standar (1 ruangan dgn kamar mandi & toilet). ada juga yg lebih murah dari itu, tapi tentu fasilitasnya juga kurang. dan ada juga yg lebih mahal dari itu dgn fasilitas yg lebih wah! tapi kalo tinggal di asrama sih bisa lebih murah, sekitar 10.000-20.000 yen.
2. biaya makan (20.000-30.000 yen)
untuk gaya hidup normal (daging, ayam, telor) bisa menghabiskan uang sekitar 30.000 yen/bulan. tapi kalo bisa masak sendiri lebih bagus, karena akan lebih murah. dan ada beberapa jenis makanan yg justru harganya lebih murah daripada di indonesia.
berikut beberapa harga makanan di jepang:
daging=1000yen/kilo.
ayam=500 yen/kilo.
telor=120 yen/pack isi 10 butir.
sayuran=300 yen/pack.
susu=180 yen/pack 1 liter.
minyak goreng=378 yen/1,5 liter.
yogurt=150 yen/450 gr.
3. biaya transportasi (10.000-15.000 yen)
biaya transportasi di jepang mahal banget. untuk beberapa kota besar, biaya bis berkisar 200-250 yen, dan ada yg pake sistem jauh-dekat = 200-220 yen. untuk kereta minimalnya 120-150 yen. untuk biaya transportasi normal sebulan berkisar 8000-10.000 yen. kalo kamu bepergian lebih sering lagi, maka biaya ini bisa lebih mahal lagi, bisa sampai 15.000 yen/bulan.
4. biaya listrik dan gas (10.000 yen)
biaya ini normalnya bisa menghabiskan uang sekitar 10.000 yen/bulan. tapi sebenernya ini masih bisa ditekan, apalagi kalo kamu cuma hidup sendiri. listrik di jepang pake jenis tegangan yg 110 volt. berbeda dgn indonesia yg pake 220 volt.
5. biaya telepon (5000-8000 yen)
untuk telepon dalam negeri sebulan bisa mencapai 5000 yen(udah termasuk abonemen sebesar kurang lebih 2000 yen). terus ada juga kartu telepon internasional untuk telepon ke indonesia yg harganya 3000 yen untuk durasi bicara 2 jam.
6. biaya kesehatan dan lain-lain.
biaya tak terduga seperti misalnya kesehatan bisa mencapai 5000-10.000 yen/bulan. untuk biaya berobat biasanya akan dicover oleh pihak asuransi (jika kamu termasuk penerima beasiswa yg ada fasilitas tunjangan kesehatannya), dan kita hanya akan bayar 30% aja dari total biaya pengobatan.
nah... secara garis besar biaya hidup di jepang (tidak termasuk uang kuliah) dengan rincian di atas bisa dibagi dalam beberapa kategori:
1. gaya hidup irit: total 55.000 yen/bulan (asrama/apartemen dgn sharing berdua sama temen = 20.000 yen, makan = 20.000 yen, transportasi = 5000 yen, air listrik gas = 5000 yen, tak terduga = 5000 yen). nggak beli makanan di kantin, jarang bepergian, tinggal di asrama sekolah, atau apartemen yg fasilitasnya kurang (gak ada kamar mandi & toilet).
2. gaya hidup hemat: total 95.000 yen/bulan (asrama/apartemen murah = 45.000 yen/bulan, makan = 25.000 yen, transportasi = 5000 yen, air listrik gas telepon = 15.000 yen, tak terduga = 5000 yen).
3. gaya hidup normal: total 120.000 yen/bulan (apartemen 60.000 yen, makan = 30.000 yen, transportasi = 10.000 yen, air listrik gas telepon = 15.000 yen, tak terduga = 5000 yen).
itu dia gambaran singkatnya....
mudah2an bisa membantu kamu yang akan melanjutkan sekolah di jepang, atau tinggal di jepang...!
Ryuk


Source: FB Japanesse for all

Thursday 12 February 2015

BEDA ORANG GOBLOK DAN ORANG PINTAR (oleh: BOB SADINO)


Versi Bob Sadino:

"Saya sudah menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain."
- Bob Sadino

"Banyak orang bilang saya gila, hingga akhirnya mereka dapat melihat kesuksesan saya karena hasil kegilaan saya."
- Bob Sadino

"Orang pintar kebanyakan ide dan akhirnya tidak ada satupun yang jadi kenyataan. Orang goblok cuma  punya 1 ide, dan itu jadi kenyataan."
- Bob Sadino

"Saya bisnis cari rugi, sehingga jika rugi saya tetap semangat dan jika untung maka bertambahlah syukur saya!"
- Bob Sadino

"Sekolah terbaik adalah sekolah jalanan, yaitu sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya supaya kreatif."
- Bob Sadino

"Orang goblok sulit dapat kerja akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang, orang goblok mempekerjakan orang pintar."
- Bob Sadino

"Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu."
- Bob Sadino

"Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya nggak pernah mikir.. melangkah saja, ngapain mikir kan cuma selangkah."
- Bob Sadino

"Orang goblok itu nggak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pintar kebanyakan mikir, akibatnya tidak pernah melangkah."
- Bob Sadino

"Orang pintar maunya cepet hasil, padahal semua orang tau itu impossible! Orang goblok cuma punya 1 harapan: hari ini bisa makan."
- Bob Sadino

"Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok berjuang keras untuk sukses biar bisa bayar para pelamar kerja."
- Bob Sadino






Source Picture: twitter.com
Source Article: google.com