Pages

Ads 468x60px

Labels

Wednesday 29 November 2017

Review Tempat Wisata di Km Zero Resort (Bogor)

 Awal bulan november ini, tepatnya 04 november, departemen di perusahaan tempat aku bekerja melaksanakan kegiatan gathering. Kegiatan ini memang sudah rutin tiap tahunnya dilaksanakan dalam rangka mempererat kekeluargaan dan kekompakan. 

Bukan hanya karyawan-karyawan nya saja yang mesti join tapi juga dianjurkan mengikutsertakan keluarga nya masing-masing (jika ada atau available). Ada yang datang individual, banyak juga yang datang dengan pasangan dan anak, dan bahkan ada yang keluarga besar (dimana nenek dan bude juga join). 

Panitia sengaja memilih versi (familiy) gathering, daripada hanya karyawan-karyawan yang bersangkutan saja. Dengan pertimbangan bahwa di hari libur, alangkah lebih baiknya dari setiap karyawan bisa berbagi kebahagiaan dengan keluarga mereka untuk dapat join liburan bersama. Selain itu secara tidak langsung akan membuat kita semua bisa saling mengenal dengan setiap keluarga karywan sehingga lebih menjalin rasa persaudaraan.

Meskipun ada beberapa karyawan yang membawa kendaraan sendiri, bus besar ini disediakan untuk dapat mengakomodasi seluruh karyawan dan keluarga. Perjalanan distart sekitar jam 07.30 am, dan baru tiba di sana (kalau tidak salah) sekitar jam 09.30 am lewat.

Sumber Gambar: JIND-PCD

Perjalanan melewati lereng puncak bogor sangat asri dan meneduhkan mata, semuanya serba hijau dilapisi warna ke-embun embunan. Jalannya pun bagus (aspal) meskipun kecil sehingga hanya bisa dilewati satu kendaraan idealnya. Setiap kali driver akan berbelok tikungan mesti meng-klakson karena ukuran jalan yang kecil ini membuat harus bergantian untuk 2 arah kendaraan. Apalagi ukuran mobil bus ini yang cukup besar maka membutuhkan kehati-hatian ekstra.

Sumber Gambar: JIND-PCD
Pemandangan dari dalam kaca bus saat menuju ke Km Zero



Gambar di bawah adalah plank pintu masuk Km Zero. Kamu mesti pay attantion, karena memang tidak ada plank besar untuk penunjuk arah. Bahkan saat sudah sampai (dilihat dari depan pintu masuk), aku masih belum ngeh kalau sudah sampai. 

Sumber Gambar: JIND-PCD
Pintu masuk (gerbang) Km Zero Resort


Saat sudah masuk ke dalam baru kamu akan terkesima dengan pemandangan "layer demi layer" pegunungan di baliknya dan semua tantanan kehijauan di dalam resort tersebut. Di bawah ini adalah gambar-gambar yang rekan-rekan departemen abadikan.

Sumber Gambar: JIND-PCD

Sumber Gambar: JIND-PCD

Sumber Gambar: JIND-PCD

Sumber Gambar: JIND-PCD

Sumber Gambar: JIND-PCD
Km Zero punya fasilitas camping dan ruang-ruang untuk menginap di sana

Sumber Gambar: JIND-PCD
Tampak depan ruang-ruang bambu alami yang ada di depan lapangan bermain


Pemandangan yang indah, udara yang segar, dan angin yang sepoi sangat langka ditemui di tengah-tengah jakarta. Jadi ini adalah kesempatan yang menyenangkan dan worth it. Bukan hanya untuk memanjakan mata, bersilaturahim, dan makan-makan saja, acara gathering kami diisi dengan berbagai games yang sudah dipesan panitia ke pihak Km Zero. Dan karena ada beberapa partisipan yang masih anak-anak maka gamesnya pun di-bagi dua, yakni games orang-orang dewasa dan permainan anak-anak.

Sumber Gambar: JIND-PCD

Sumber Gambar: JIND-PCD
Paint ball, salah satu games yang disediakan

Sumber Gambar: JIND-PCD


Permainan yang disediakan selain seru tetapi juga mengandung unsur pembelajaran tertentu. Contohnya games pada gambar di bawah ini adalah untuk melatih kekompakan, fokus, komunikasi, dan kepercayaan. Kami diminta bersama-sama memindahkan sebuah ban luar motor hanya dengan tongkat kecil, tanpa boleh menggunakan tangan, dan tidak boleh melewati batas-batas daerah yang mereka tentukan. Di akhir acara beberapa anak kecil pun tidak ketingalan bermain flying fox games ditemani setiap orang tua mereka.

Sumber Gambar: JIND-PCD


Sekalipun di-ending acara sempat hujan lebat, namun itu semua tidak mengurangi rasa happy. Karena tempat dengan pemandangan indah di Km Zero ini, seluruh rangkaian acara yang sangat menyenangkan, juga tidak ketinggalan sajian menu yang Km Zero hidangkan pun enak dan sesuai suasana. Kalau saja masih ada full day sehari lagi, ingin rasanya aku cuman duduk santai (sambil makan) liatin pemandangan indah di sana, sungguh menenangkan. 


Friday 17 November 2017

Cinta

Di dalam cinta, pasti ada kesetiaan
Di dalam cinta, pasti ada pengertian
Di dalam cinta, pasti ada kesabaran
Di dalam cinta, pasti ada kerinduan
Di dalam cinta, pasti ada kepercayaan
Di dalam cinta, wajar ada kecemburuan
Di dalam cinta, wajar ada rasa takut kehilangan

Di dalam cinta, pasti ada harapan dan do'a yang selalu mengiringi





Thursday 16 November 2017

Quote Of The Day: "Ego"

“Manusia itu sangat aneh. Mereka memiliki ego terhadap pengetahuan yang dimiliki, tetapi mereka tidak memiliki pengetahuan tentang ego mereka sendiri.” (Anonim)

Rosulullah ï·º bersabda, “Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR. Muslim). Rumi pun berkata, “Berhala manusia yang paling besar adalah berhala dirinya sendiri.”

Kecerdasan, keahlian, kesuksesan dan ketenaran dapat menjadi sumber seseorang memiliki ego yang tinggi. Ia menolak kebenaran karena segala sesuatu ditimbang dari timbangannya sendiri. Ego yang berkembang tak terkendali ini akan menyebabkan berbagai penyakit hati. Harga dirinya menghalangi dirinya bersikap bijak dan adil. Lisannya merendahkan orang lain, sikapnya tidak terpuji dan perbuatannya memalukan.


Copy from: What's Up Group

Friday 10 November 2017

3 Gambaran Umum Jurusan Teknik Industri Itu Belajar Apa Sih?

Dear sahabat pembaca, Hari ini aku mau nulis bebas dulu yah..
Yah jadi dari sekian banyak tulisan di blog ini, yang paling banyak pertanyaan masuk ke email ku adalah masih seputar Jurusan Teknik Industri (TI), Telkom University (almamater ku), dan experience belajar.

Maka kali ini aku coba menulis "secara umum" yang merupakan rangkuman jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu yah. Semoga saja bermafaat karena mayoritas dari penanya biasanya kelas 3-an SMA yang mana aku juga pernah merasakan kebingungan yang sama pada masa itu.
Meskipun pada tulisan ku sebelumnya (http://dedewahyunisetiawati.blogspot.co.id/2017/10/start-menulis-lagi.html), kan aku bilang akan membuat tulisan-tulisan dengan tema yang baru (tidak dunia kampus) tapi (kalau diperhatikan) why not menulis ini kalau bisa bermanfaat buat yang membaca. Apa lagi informasi seputar ini masih banyak dibutuhkan meskipun tulisan utamanya (http://dedewahyunisetiawati.blogspot.co.id/2014/07/7-alasan-saya-beruntung-masuk-teknik.html) sudah 4 tahun yang lalu.

Hanya saja yang perlu di-notes, ini berdasarkan experience aku berkuliah (dari tahun 2010-2014) di TI Telkom University yah.. jadi "mungkin saja" akan berbeda untuk universitas lain.

Ini dia 3 Gambaran Umum Kuliah di Jurusan Teknik Industri:


1. Bukan 100% mahasiswa belajar ilmu sains

Meskipun jurusan teknik sangat identik tapi pelajaran berbau sains seperti Fisika, Kimia, Matematika, dan semua pelajaran turnan-nya, namun khususnya jurusan teknik industri (TI) bukanlah 100% akan belajar itu-itu saja.
Di awal-awal semester kita akan dihadapkan dengan ilmu sains dan turunannya, seperti kalkulus, fisika dasar, kimia, statistika dan beberapa mata kuliah lain yang lumayan "menakutkan" buat sebagian mahasiswa yaang tidak suka hitungan atau pun ilmu pasti.
Namun mata kuliah seperti ini semakin lama akan di-imbangi dengan beragam jenis mata kuliah lain yang berupa perkenalan beberapa sub-bidang dari ke-teknik industrian. Dan perlu diketahui bahwa salah satu dari sub-bidang TI ada juga yang berfokus ke manajemen nya. 
Pada semester menjelang pertengahan adalah masa transisi dimana kita diberi berbagai pengenalan/dasar dari sub-bidang tersebut. Situasi belajar kita akan imbang, tidak hanya ilmu pasti tapi juga ilmu teknis dasar. Akan banyak praktikum yang membuat mahasiswa semakin punya gambaran pada bidang yang nanti akan ditekuni.
Masuk ke semester-semester akhir, kita akan diminta memilih bidang atau istilahkan Keprofesin (keprof.) untuk ditekuni. 
Saat itu aku memilih yang manajemen. Dan bisa bilang matakuiah ku tentang ilmu pasti sudah mulai kurang, bahkan bisa dibilang sudah tidak ada!. Asik kan. Sebenarnya, kenapa aku pilih manajemen waktu itu karena kebetulan aku sudah ada bahan penelitian dari lomba yang pernah aku ikuti di semester awal yang topiknya lebih ke manajemen. Karena Alhamdulillah waktu di lomba itu, aku memang masuk 10 besar nasional jadi aku simpulkan InsyAllah aku punya potensi untuk gali lebih dalam sub-bidang ilmu ini.
Dan bonusnya sudah pasti, aku tidak perlu lagi berlatih soal-soal hitungan, menghafal rumus, punya kalkulator saintis, ngoprek-ngoprek aplikasi produksi manufacturing, dll yang ke arah teknik. Yang menyenangkan aku bisa banyak baca, dimana aku memang suka melakukan aktifitas baca so I don't worry with it. Aku juga jadi  belajar untuk mesti bisa kontrol diri dalam melakukan efective communication, berani presentasi, meyakinkan orang, berkomunikasi, dll yang intinya terkait dengan manajeman pemasaran. Karena aku milih sesuatu yang I passion it. Jadi yah, datang kuliah jadi semakin have fun. Tapi apapun itu pilihan keprof semuanya pada dasarnya bagus, tergantung ketertarikan masing-masing.

2. Komposisi mahasiswa (laki-laki) dan mahasiswi (perempuan) seimbang
Kalau hitungnya secara general sebelum pengkhususan keprofesian, perbandingannya imbang. Tapi kalau setelah pengkhususan, khususnya di manajemen akan banyak wanitanya.

3. Susah Itu Relatif
Sulit ga masuk TI? Jawabannya relatif. Kalau melakukan yang terbaik dengan berdo'a, belajar, dan berlatih InsyaAllah bisa mudah. Tapi kalau tidak bersungguh-sungguh, tidak berdo'a, belajar, dan berlatih yah bisa sulit bahkan sangat sulit malah.

4. Ospek itu adalah masa terbaik dalam "life cycle" kehidupan kampus
Kalau ada yang nanya apa bener ospek itu nakutin maka jawaban ku tergantung dimana kuliah nya kali yah. Khususnya kalo di kampus ku dulu justru jawabannya berkalikan. Yakni ospek adalah bagian yang menyenangkan untuk dihadapi. Kagiatannya seru-seru, menantang tapi dalam batas wajar, memperat bonding antara individu-individu yang baru kenal sebagai mahasiswa baru, memberikan inspirasi dan motivasi untuk menyambut masa kuliah dengan semangat berprestasi dan bahagia.
I could say, it is the best part in campus life cycle. Sakingan begitu memorablenya, sampai-sampai panitia ospek (kakak-kakak tingkat) dalam menyambut mahasiswa baru selalu dilatih sedemikian rupa dangan standard class yang tinggi. Proud banget pasti jadi mereka.
Jadi bisa aku ibaratkan.. mahasiswa itu ibarat "balita" dan panitia itu ibaratkan "orang tua". Dan masa tumbuh balita diibaratkan "ospek" nya. Jadi momen ospek adalah di mana bayi sangat berketergantungan sama orang tua, happy tatkala melihat mereka, nangis tatkala ditinggal, manja, nurut, polos. Dan orang tua yang dengan penuh cintanya senantiasa memonitor balitanya, memomong dengan sabar, but sometimes mesti pura-pura untuk tegas ngelepas balitanya buat belajar jalan terus ditangkap kalo mau jatuh yang tidak lain dan tidak bukan untuk mempersiapkan balita-nya menjadi anak yang mengenal dan siap menghadapi kenyataan di luar sana. Masa balita itu cepat jadi manfaatkan momen itu untuk dinikmati dan diresapi segala benefitnya. Ya begitulah..



Karena yang aku tuliskan ini adalah experience 4 tahun yang lalu, kemungkinan sudah banyak update yang belum aku tau so just keep this information as your additional reference. InsyaAllah di next tulisannya, aku akan coba survey dan cari tau lagi kondisi terupdate tentang Teknik Industri lalu share di blog ini. See you di next tulisan.


Thursday 2 November 2017

Tipe-Tipe Vendor atau Pemasok (Sebelum dan Sesudah Proses Bidding)

Dalam melaksanakan suatu proyek pembangungan, tentunya suatu kontraktor akan mencari material-material yang dibutuhkan dari para pemasok. Yang akan berinteraksi dengan pemasok, siapa lagi kalau bukan bagian Pengadaann atau Procurement. 
Berikut ini beberapa tipe-tipe vendor atau pemasok ditinjau dari sebelum dan sesudah proses bidding versi dedewahyunisetiawati.blogspot.co.id:

1. Antusias saat menawarkan, Setelah dibeli Pelaksanaan Malas-malasan
Sebagai penjual sangatlah lumrah jika melakukan berbagai cara untuk meyakinkan bahwa produknya adalah yang terbaik. Karena pada masa awal bidding mereka berkompetisi dengan sekian banyak vendor-vendor lainnya yang juga sangat antusias untuk mendapatkan purchase order (PO). Namun yang menjadi klise adalah dimana ada juga ternyata vendor yang hanya mengejar "Sales Target" tanpa di-imbangi dengan kemauan untuk memuaskan pembelinya atau minimal memenuhi kewajiban-nya sesuai jadwal.
Mulai dari telat mensubmit dokumen-dokumen pra-produksi bisa jadi tanda "kemalas-malasan". Berlanjut dengan sangat lama merespon email terkait permintaan laporan progress mereka atau bahkan sampai sulit untuk dihubugi. Dan yang paling ekstream adalah ada saja vendor yang secara terangan-terangan memberi jawaban bahwa "mereka malas atau capek" untuk memfollow up orderan kita atau bisa juga menyampaikan bahwa "ada orderan perusahaan lain yang jauh lebih penting".
Bisa dibayangkan jika yang sudah tertulis resmi di kotrak saja bisa tidak komit. Apalagi vendor sejenis ini, kita ikat order hanya dengan verbally (kesepakatan terucap). Hal sangat berbahaya.

2. Santai saat menawarkan, Setelah dibeli Eksekusi sangat mulus
Berbeda dengan tipe sebelumnya, vendor ini mengikuti proses awak bidding dengan santai. Tidak menunjukan bahwa mereka benar-benar ingin mendapatkan order. Mereka sangat menunjukan hal-hal teknis dengan sebaik menurut mereka. Teknikal mereka sesuai yang dibutuhkan lalu harga mereka tidak mau dinego alias "harga pas". Jadi menang atau tidak menang bagi mereka itu tergantung pembeli apakah merasa butuh atau tidak. Namun demikian harga yang mereka tawarkan dari pun relatif sudah murah. Sepertinya mereka punya unit price calculation yang sangat baik. Membuat mereka bisa percaya diri bahwa meskipun "santai", pembeli akan membutuhkan mereka. Because they are worth it.
Setelah pembelian pun, mereka tidak begitu banyak kesulitan untuk memenuhi produk yang mereka janjikan sesuai jadwal. Hal ini tentunya didukung dengan jam terbang mereka sudah banyak. Maka pembeli tidak perlu banyak kontrol dan push, mereka sudah tahu apa yang mesti mereka lalukan. Dan produk datang tepat waktu, sesuai kualitas yang diharapkan. Good Job!.

3. Cekatan saat menwarkan, Setelah dibeli Pelaksanaan juga sangat baik
Ada juga vendor atau pemasok yang tidak begitu banyak janji atau promosi namun hanya selalu merespon dengan cekat (cepat dan tepat). Hal ini membuat proses awal bidding menjadi lebih lancar tanpa perlu kegiatan expedite yang berlebihan bahkan tidak perlu sama sekali.
Vendor seperti ini memang pada dasarnya sudah terkenal dengan produk yang bagus dan harga yang kompetitif sehingga mereka mengoptimumkan pelayanan yang responsif untuk menyempurnakan deliverable darri produk itu sendiri. At the end hasil produknya dan jadwal pengiriman produk mereka pun sangat baik. Vendor seperti ini akan masuk dalam rekomendasi vendor untuk proyek lainnya, khususnya pada proyek yang ketat dalam hal schedule. Karena keseluruhan performansi mereka lakukan dengan profesional yang sangat komit pada on time delivery.

4. "Sombong" saat menawarkan, Setelah dibeli Order datang terlambat (delay)
"Sombong" dalam konteks ini maksudnya adalah vendor tersebut sangat tidak mau ada tawar-menawar. Mereka sangat yakin dengan kepantasan harga yang mereka cantumkan dengan kualitas serta pelayanan yang mereka miliki. Meskipun kita menginformasikan bahkan menunjukan bukti bahwa harga mereka itu sangat mahal atau jauh lebih tinggi dari pada harga pasar untuk produk yang sama. Ada 2 kemungkinan kenapa vendor bertindak demikian, (1) produknya menggunakan bahan, proses yang eksklusif, serta deliver yang sesuai jadwal; atau (2) mereka memanfaatkan waktu terdesak yang sedang kita alami.
Untuk alasan kedua ini sangat buruk, mereka sangat opportunis sehingga tidak mempedulikan kerugian pembeli dengan keyakinan bahwa waktu sudah sangat terdesak sehingga kita tidak punya cukup waktu untuk mencari yang lain.
Dan yang memalukan, kepercayaan diri tersebut tidak di-imbangi hasil yang diberikan dimana produk yang datang terlambat meski secara kualitas sesuai yang diharapkan. Untuk vendor yang bertanggung jawab, mereka pasti akan meminta maaf dengan penyesalan. Karena harga mahal mereka tidak sepenuhnya dapat dipertanggung-jawabkan. Sementara untuk vendor yang kurang memiliki kesadaran, keterlambatan tersebut tidak menjadi masalah berarti bagi mereka untuk meminta maaf bahkan yang ada mereka hanya akan terus "mengeles". Vendor seperti ini tidak tepat untuk dijadikan rekanan untuk hubungan kerja sama jangka panjang.

5. "Sombong" saat menawarkan, Setelah dibeli Eksekusi baik dan produk sangat berkualitas
Tipe ini sama dengan tipe sebelumnya ("Sombong") tapi performansi mereka sesuai dengan harga yang pembeli bayar. Atau istilahnya "ada harga, ada rupa". Sekalipun harga yang mesti dibayakan mahal namun itu semua terbayarkan. Terutama dalam hal delivery schedule sesuai yag mereka komit maka itu dipenuhi.

6. Cooperative saat menwarkan, Setelah dibeli Banyak ngeles dan memanipulasi 
Pada keadaan tertentu baik karena pertimbangan budgetary saat proposal ke client yang sangat terbatas atau pun karena satu dan lain hal kebijakan baru yang muncul, pembeli merequest bantuan vendor-vendor untuk dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Beberapa vendor mungkil akan mentah-mentah menolak karena mereka merasa bisa menemukan pembeli lain yang labih "menghasilkan". Namun demikian akan ada pula beberapa atau satu diantara vendor yang akan bersedia bekerja sama dalam keadaan apapun yang dialami calon pembelinya. Ini adalah tindakan yang sangat diapresiasi oleh calon pembeli, baik personal buyer (procurement) yang bersangkutan secara khusus atau lembaga perusahaan pembeli tersebut.
Namun yang malangnya, tidak semua yang kelihatan "baik" itu "baik". Ditemukan pula bahwa masih ada saja, pensuply (atau vendor) yang memanfaatkan momen ini untuk memanipulasi kontrak pada saat eksekusi barang yang dibeli. Dengan banyak alasan alias ngeles mereka akan menuntut agar pembeli yang katanya mau ditolong malah menjadi dirugikan (diporotin). Mereka memanfaatkan kondisi bahwa pembeli tidak mungki lagi dapat berkutik ke vendor lain. Karena waktu sudah terlanjur berjalan dan dana sudah terlanjur dikucurkan untuk mereka sejak awal. Kalau pun pembeli sampai sangat merugi, mereka tidak akan peduli. Tipe vendor seperti ini bisa dipastikan 95% tidak akan masuk dalam list vendor pada proyek selanjutnya.
Karena meskipun kualitas produk suatu vendor bagus, namun performasi pelayanan dirasa merugikan dan menjebak maka hal ini akan menjadi lesson & learnt bagi pembeli untuk berupaya menghindari mereka ke depannya. Dan hal ini akan berdampak buruk bagi citra vendor tersebut. Karena testimonial adalah bagian dari metode "meyakinkan customer" yang terbaik, baik itu meyakinkan dalam konteks positif maupun negatif.

7. Cooperative saat menwarkan, Setelah dibeli Pelayanan sangat bagus dan full support
Tipe ini adalah vendor yang paling disukai oleh pembeli. Mereka sangat cooperative dan juga qualified. Pembeli tidak akan enggan untuk melakukan repeat order bahkan menandai mereka sebagai vendor yang direkomendasikan untuk proyek-proyek selanjutnya.


Dari kesemua tipe di atas, mungkin saja kamu punya versi lainnya. Silahkan komen di bawah.
Picture Source: vendorpricebook.com