Pages

Ads 468x60px

Labels

Thursday 2 November 2017

Tipe-Tipe Vendor atau Pemasok (Sebelum dan Sesudah Proses Bidding)

Dalam melaksanakan suatu proyek pembangungan, tentunya suatu kontraktor akan mencari material-material yang dibutuhkan dari para pemasok. Yang akan berinteraksi dengan pemasok, siapa lagi kalau bukan bagian Pengadaann atau Procurement. 
Berikut ini beberapa tipe-tipe vendor atau pemasok ditinjau dari sebelum dan sesudah proses bidding versi dedewahyunisetiawati.blogspot.co.id:

1. Antusias saat menawarkan, Setelah dibeli Pelaksanaan Malas-malasan
Sebagai penjual sangatlah lumrah jika melakukan berbagai cara untuk meyakinkan bahwa produknya adalah yang terbaik. Karena pada masa awal bidding mereka berkompetisi dengan sekian banyak vendor-vendor lainnya yang juga sangat antusias untuk mendapatkan purchase order (PO). Namun yang menjadi klise adalah dimana ada juga ternyata vendor yang hanya mengejar "Sales Target" tanpa di-imbangi dengan kemauan untuk memuaskan pembelinya atau minimal memenuhi kewajiban-nya sesuai jadwal.
Mulai dari telat mensubmit dokumen-dokumen pra-produksi bisa jadi tanda "kemalas-malasan". Berlanjut dengan sangat lama merespon email terkait permintaan laporan progress mereka atau bahkan sampai sulit untuk dihubugi. Dan yang paling ekstream adalah ada saja vendor yang secara terangan-terangan memberi jawaban bahwa "mereka malas atau capek" untuk memfollow up orderan kita atau bisa juga menyampaikan bahwa "ada orderan perusahaan lain yang jauh lebih penting".
Bisa dibayangkan jika yang sudah tertulis resmi di kotrak saja bisa tidak komit. Apalagi vendor sejenis ini, kita ikat order hanya dengan verbally (kesepakatan terucap). Hal sangat berbahaya.

2. Santai saat menawarkan, Setelah dibeli Eksekusi sangat mulus
Berbeda dengan tipe sebelumnya, vendor ini mengikuti proses awak bidding dengan santai. Tidak menunjukan bahwa mereka benar-benar ingin mendapatkan order. Mereka sangat menunjukan hal-hal teknis dengan sebaik menurut mereka. Teknikal mereka sesuai yang dibutuhkan lalu harga mereka tidak mau dinego alias "harga pas". Jadi menang atau tidak menang bagi mereka itu tergantung pembeli apakah merasa butuh atau tidak. Namun demikian harga yang mereka tawarkan dari pun relatif sudah murah. Sepertinya mereka punya unit price calculation yang sangat baik. Membuat mereka bisa percaya diri bahwa meskipun "santai", pembeli akan membutuhkan mereka. Because they are worth it.
Setelah pembelian pun, mereka tidak begitu banyak kesulitan untuk memenuhi produk yang mereka janjikan sesuai jadwal. Hal ini tentunya didukung dengan jam terbang mereka sudah banyak. Maka pembeli tidak perlu banyak kontrol dan push, mereka sudah tahu apa yang mesti mereka lalukan. Dan produk datang tepat waktu, sesuai kualitas yang diharapkan. Good Job!.

3. Cekatan saat menwarkan, Setelah dibeli Pelaksanaan juga sangat baik
Ada juga vendor atau pemasok yang tidak begitu banyak janji atau promosi namun hanya selalu merespon dengan cekat (cepat dan tepat). Hal ini membuat proses awal bidding menjadi lebih lancar tanpa perlu kegiatan expedite yang berlebihan bahkan tidak perlu sama sekali.
Vendor seperti ini memang pada dasarnya sudah terkenal dengan produk yang bagus dan harga yang kompetitif sehingga mereka mengoptimumkan pelayanan yang responsif untuk menyempurnakan deliverable darri produk itu sendiri. At the end hasil produknya dan jadwal pengiriman produk mereka pun sangat baik. Vendor seperti ini akan masuk dalam rekomendasi vendor untuk proyek lainnya, khususnya pada proyek yang ketat dalam hal schedule. Karena keseluruhan performansi mereka lakukan dengan profesional yang sangat komit pada on time delivery.

4. "Sombong" saat menawarkan, Setelah dibeli Order datang terlambat (delay)
"Sombong" dalam konteks ini maksudnya adalah vendor tersebut sangat tidak mau ada tawar-menawar. Mereka sangat yakin dengan kepantasan harga yang mereka cantumkan dengan kualitas serta pelayanan yang mereka miliki. Meskipun kita menginformasikan bahkan menunjukan bukti bahwa harga mereka itu sangat mahal atau jauh lebih tinggi dari pada harga pasar untuk produk yang sama. Ada 2 kemungkinan kenapa vendor bertindak demikian, (1) produknya menggunakan bahan, proses yang eksklusif, serta deliver yang sesuai jadwal; atau (2) mereka memanfaatkan waktu terdesak yang sedang kita alami.
Untuk alasan kedua ini sangat buruk, mereka sangat opportunis sehingga tidak mempedulikan kerugian pembeli dengan keyakinan bahwa waktu sudah sangat terdesak sehingga kita tidak punya cukup waktu untuk mencari yang lain.
Dan yang memalukan, kepercayaan diri tersebut tidak di-imbangi hasil yang diberikan dimana produk yang datang terlambat meski secara kualitas sesuai yang diharapkan. Untuk vendor yang bertanggung jawab, mereka pasti akan meminta maaf dengan penyesalan. Karena harga mahal mereka tidak sepenuhnya dapat dipertanggung-jawabkan. Sementara untuk vendor yang kurang memiliki kesadaran, keterlambatan tersebut tidak menjadi masalah berarti bagi mereka untuk meminta maaf bahkan yang ada mereka hanya akan terus "mengeles". Vendor seperti ini tidak tepat untuk dijadikan rekanan untuk hubungan kerja sama jangka panjang.

5. "Sombong" saat menawarkan, Setelah dibeli Eksekusi baik dan produk sangat berkualitas
Tipe ini sama dengan tipe sebelumnya ("Sombong") tapi performansi mereka sesuai dengan harga yang pembeli bayar. Atau istilahnya "ada harga, ada rupa". Sekalipun harga yang mesti dibayakan mahal namun itu semua terbayarkan. Terutama dalam hal delivery schedule sesuai yag mereka komit maka itu dipenuhi.

6. Cooperative saat menwarkan, Setelah dibeli Banyak ngeles dan memanipulasi 
Pada keadaan tertentu baik karena pertimbangan budgetary saat proposal ke client yang sangat terbatas atau pun karena satu dan lain hal kebijakan baru yang muncul, pembeli merequest bantuan vendor-vendor untuk dapat menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Beberapa vendor mungkil akan mentah-mentah menolak karena mereka merasa bisa menemukan pembeli lain yang labih "menghasilkan". Namun demikian akan ada pula beberapa atau satu diantara vendor yang akan bersedia bekerja sama dalam keadaan apapun yang dialami calon pembelinya. Ini adalah tindakan yang sangat diapresiasi oleh calon pembeli, baik personal buyer (procurement) yang bersangkutan secara khusus atau lembaga perusahaan pembeli tersebut.
Namun yang malangnya, tidak semua yang kelihatan "baik" itu "baik". Ditemukan pula bahwa masih ada saja, pensuply (atau vendor) yang memanfaatkan momen ini untuk memanipulasi kontrak pada saat eksekusi barang yang dibeli. Dengan banyak alasan alias ngeles mereka akan menuntut agar pembeli yang katanya mau ditolong malah menjadi dirugikan (diporotin). Mereka memanfaatkan kondisi bahwa pembeli tidak mungki lagi dapat berkutik ke vendor lain. Karena waktu sudah terlanjur berjalan dan dana sudah terlanjur dikucurkan untuk mereka sejak awal. Kalau pun pembeli sampai sangat merugi, mereka tidak akan peduli. Tipe vendor seperti ini bisa dipastikan 95% tidak akan masuk dalam list vendor pada proyek selanjutnya.
Karena meskipun kualitas produk suatu vendor bagus, namun performasi pelayanan dirasa merugikan dan menjebak maka hal ini akan menjadi lesson & learnt bagi pembeli untuk berupaya menghindari mereka ke depannya. Dan hal ini akan berdampak buruk bagi citra vendor tersebut. Karena testimonial adalah bagian dari metode "meyakinkan customer" yang terbaik, baik itu meyakinkan dalam konteks positif maupun negatif.

7. Cooperative saat menwarkan, Setelah dibeli Pelayanan sangat bagus dan full support
Tipe ini adalah vendor yang paling disukai oleh pembeli. Mereka sangat cooperative dan juga qualified. Pembeli tidak akan enggan untuk melakukan repeat order bahkan menandai mereka sebagai vendor yang direkomendasikan untuk proyek-proyek selanjutnya.


Dari kesemua tipe di atas, mungkin saja kamu punya versi lainnya. Silahkan komen di bawah.
Picture Source: vendorpricebook.com


0 comments:

Post a Comment