Pages

Ads 468x60px

Labels

Tuesday, 20 December 2022

Buyer & Peran nya

Melanjutkan artikel saya sebelum nya di blog ini dengan judul Profesi Buyer, apakah itu?, tentang profesi Buyer. Seperti hal nya diposisi seorang owner yang akan mencari modal barang atau service di bisnis nya dengan biaya termurah & kualitas mumpuni, demikian pula peran yang harus diembang seorang buyer. Mindset "memiliki" bisnis adalah kunci untuk mendeliver peran nya dengan totalitas. Tidak jarang buyer akan menghadapi calon supplier baru yang merendahkan perusahaan tempat buyer tersebut bekerja. Buyer mesti berprilaku sebagai representatif perusahaan yang baik, berdiplomasi dengan calon-calon rekan & membangun company branding dihadapan calon-calon supplier yang mungkin terlihat seperti merendahkan perusahaan buyer.  

Untuk menghadapi suplier yang sudah kenal perusahaan kita (apalagi juga sudah biasa men-supply) pasti akan lebih mudah, dibanding mencari atau menerima kandidat supplier list baru.  Masalah utama di awal biasanya adalah di ekspektasi payment term (kondisi pembayaran) yang diterapkan jika supplier tersebut dibeli produk nya oleh perusahaan buyer. Sebagai buyer, kita mesti upayakan bahwa payment term tersebut adalah setelah barang atau service di deliver. Dan jumlah hari transfer pembayaran tersebut  bergantung dari policy bagian finance. Karena akan relate pada waktu proses kelengkapan berkas, routing approval (tanda tangan berkas), & penjadwalan tranfer dana. Beberapa calon supplier cenderung akan menolak lalu meminta pembayara 100% di awal dengan alasan pembelian pertama. Ini menjadi challange buyer, untuk bernegosiasi agar supplier bisa mengikuti standard payment term perusahaan. Karena secure is the important. Jika supplier bersudut pandang mereka tidak berani memberikan buyer termin karena itu baru pengalaman pertama. Maka sudut pandang yang sama, buyer pun tidak berani memberikan seller cash in advance sebelum pengiriman karena itu baru pengalaman pertama membeli. Ada possiblity bahwa perusahaan & sales tersebut adalah fiktif. 

Maksud saya begini, jika barang seller kirim ke buyer. Fisik barang ada, & bisa dilacak lokasi pengiriman lalu klaim balik jika tidak bersedia di bayar (cancel order). Namun apa yang terjadi jika uang sudah kami kirim ke nomor rekening tertentu & barang belum kami terima?. Lalu seller nya menghilang. Hal yang sangat sulit adalah melacak uang daripada melacak barang, apalagi meng-klaim nya untuk ditransfer kembali. Seseorang salah transfer saja, penerima transfer punya hak untuk menolak dikembalikan apalagi jika supplier tersebut memang scam. Makadari itu peran buyer adalah sangat krusial & penting untuk pertumbungan jangka pendek & jangka panjang dari sebuah perusahaan. 

Jadi secara tidak langsung buyer juga mencari pemodal (dalam hal ini supplier) yang menerima metode payment term sesuai yang diajukan. Dan juga termasuk mereview dokumen kontraktual dari suatu order, untuk menjamin keamanan dari proses pembelian tersebut. Dengan mindet "memiliki", buyer mesti totalitas untuk mencari harga termurah, kualitas yang comply, payment term sesuai, & kontraktual yang aman. Saving budget yang dilakukan oleh buyer dapat perusahaan gunakan untuk dana di departemen lain atau keperulan lain, dan perusahaan pun akan aman dari segala ancaman kalimat kontrak yang menjebak.

Selain itu buyer juga memiliki peran eksteral, saya istilahkan sebagai "dewan penilai yang bijak". Kebijaksanaan dalam memperlakukan kompetisi antara supplier dengan adil. Dewan penilai yang bijak, akan menghindari apa yang disebut setting harga, membocorkan harga kompetitor supplier secara gamblang, merekayasa pemenang, apalagi menerima persen keuntungan dari nominal order yang diberikan kepada pemenang supplier. Karena buyer mesti memiliki standard etika, di mana perusahaan nya adalah tempatnya untuk menyalurkan profesionalisme bukan menjadikan lahan bisnis untuk kepentingan nya. Prilaku tersebut sama saja dengan pencurian dalam badan perusahaan. 

Sekali lagi saya tekankan bahwa buyer memiliki peran yang krusial  & penting yang mesti berintegritas tinggi menjaga kejujuran, sportifitas, dan profesionalisme.


0 comments:

Post a Comment