Pages

Ads 468x60px

Labels

Monday, 17 May 2021

Lebaran Idul Fitri 1442 H (2021) Lembaran Baru

4 hari lalu tepatnya tanggal 13 May 2021 adalah hari raya idul fitri yang seluruh umat islam nantikan. Alhamdulillah aku bisa mencapai nya dengan tuntas 30 hari berpuasa. Ini rekor banget, karena biasa nya pasti kepotong haid dengan durasi haid ku yang belasan itu. Sampe teler deh, bayar utang puasanya. Dan tahun lalu aku sedang hamil muda baby Aisha jadi sempat setengah bulan ga bisa berpuasa. Tahun ini rekor karena ku bisa full puasa meskipun lagi menyusui baby Aisha. Alhamdulillah semangat, karena liat ada seorang influenzer di IG juga pernah menyusui aman-aman saja. Dengan pedoman, malam saat breakpuasa mesti minum yang banyak, makan yang banyak, dan sahur dengan porsi yang cukup. Alhamdulillah, Allah lancarkan dan tetap bisa aktif bekerja sambil mengasuh anak bayi saat puasa. 

Puasa padat dengan nyusuin Aisha. Karena mungkin ASI aku encer, menurut orang karena ibu menyusui tidak makan minum. Jadi bayi mesti menyedot lebih lama untuk mendapatkan kuantitas ASI yang mencukupi kebutuhan nya. Aku nikmati saja proses nya. Bismillah, InsyaAllah bagian dari ibadah juga. Apalagi di usia Aisha yang udah 6 bulan, dia makin lengket dan mau nya kemana-mana digendong. Jadi energi ku semakin banyak terkuras, dan semakin lemas. Setiap hari puasa, aku berdoa dalam hati semoga aku ga pingsan aja. Supaya bisa tetap ibadah puasa sambil melaksanakan kewajiban-kewajiban menjadi seorang ibu & karyawati WFH secara bersamaan. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar.

Belakangan ini aku sedang ngurus pengadaan kuba untuk masjid yang sedang didirikan di kampung halaman ayah ku (Ende, NTT). Kuba yang kami pesan, adalah kuba dengan spesifikasi bagus. InsyaAllah ini akan jadi kuba yang sangat indah & awet. Dan uang pelunasan kuba rencananya mau dari uang pribadi keluarga kami yang sudah kami siapkan, hanya tinggal dibayarkan. Uang itu untuk sementara waktu aku taruh di rekening saudara ku. Namun karena kecerobohan saudara ku, justru dia mentransfer seluruh isi rekeningnya senilai 25 juta ke penipu. Yang mana di dalam nya ada nominal uang kuba ini & selebihnya uang pribadi aku. Kabar tidak enak ini, baru aku tau pada H-1 lebaran. Hancur hati ku, hari lebaran yang kusambut dengan bahagia menuntaskan puasa penuh juga ku sambut dengan tangisan sedih karena kehilangan uang (yang mesti dibayarkan bulan depan). 

Aku berharap ada jalan keluar dari masalah ku, aku berharap uang 25 juta itu masih rezeki kami. Aku berharap kuba untuk Masjid Hayyala'shalah di kampung ku ende masih tetap bisa terbangun sesuai schedule. 



https://kitabisa.com/bantubangunmasjidpedalamanntt?utm_source=socialsharing_campaigner_ios_e321db0b22a0f7f0f900f256d236e31c&utm_medium=CampaignPage_nativeshare&utm_campaign=Campaign


Tuesday, 12 January 2021

CARA PENGURUSAN BPJS UNTUK BIAYA MELAHIRKAN

    Buah hati adalah anugrah istimewa dari Allah. Di tahun pertama (tahun 2020) pernikahan ku dengan suami, Alhamdulillah 3 bulan kemudian aku berhasil hamil. Kondisi keuangan belum stabil karena beberapa faktor sehingga akan sangat menolong bagi kami untuk dapat menggunakan klaim asuransi kesehatan BPJS untuk mengcover biaya melahirkan aku. Meskipun kami tetap mempersiapkan dana cash untuk "budget jaga-jaga" in case asuransi BPJS tidak bisa digunakan. Karena dari pengalaman orang-orang ada faktor-faktor yang membuat fasilitas melahiran dengan BPJS menjadi tidak bisa digunakan, seperti faktor kebijakan rumah sakit, ketersediaan slot pasien saat dibutuhkan, dll. 

Berikut ini langkah-langkah yang kami lakukan dalam rangka pengurusan asuransi BPJS untuk biaya melahirkan,

 

1. Survey Rumah Sakit
Karena waktu melahirkan umumnya tidak bisa diprediksi tepatnya hari apa & jam berapa, maka di saat awal kehamilan kami mencari pilihan nama-nama rumah sakit yang ada di sekitar rumah (atau setidaknya mudah diakses). Dari daftar nama rumah sakit tersebut, kami berupaya mencari testimoni dari kerabat/teman yang yang mungkin pernah menggunakan rumah sakit tersebut untuk bersalin. Selain testimoni langsung dari pengguna yang dikenal, kami juga mencari beragam informasi testimoni yang ada di dunia internet (blog, social media, dll) atau pun google review. 
Saat itu hasil analisis kami mengerucut pada RSIA. Bunda Aliya di Jakarta Timur dengan alasan lokasi dekat dari rumah dan sudah ada testimoni positif dari temansuami yang istrinya melahirkan di RSIA ini. Kami pun mencoba berkunjung ke dokter SPOG nya untuk pemeriksaan awal kehamilan, sekaligus mensurvey apakah rumah sakit ini bekerja sama dengan BPJS atau tidak. Dari hasil survey ini, kami menyimpulkan sementara beberapa hal yakni:
  • Benar RSIA ini bekerja sama dengan asuransi BPJS. Namun syarat & ketentuan berlaku yang harus dikonfirmasi ke pihak BPJS langsung. 
  • Status BPJS calon pasien mesti terdaftar di faskes 1 Pondok Kelapa. Karena setiap faskes 1 mempunyai jaringan rumah sakit yang berbeda-beda di setiap kawasannya. Di case ini, faskes 1 aku masih di Klinik Pratama Cilandak (Jakarta Selatan). Untuk bisa terdaftar di faskes 1 Pondok Kelapa, kami mesti melakukan update data di BPJS. 
  • Suami "kurang sreg" dengan dokter spesialis yang waktu itu kami datangi sehingga dipertemuan berikut nya kami mengganti dokter spesialis nya tapi tetap di rumah sakit itu juga. Karena kegiatan kontrol kehamilan akan dilakukan selama masa kehamilan, maka mendapatkan dokter yang menurut pasangan nyaman juga suatu langkah bijak. Alhamdulillah di kunjungan ke dokter spesialis yang kedua, suami setuju seterusnya "menggunakan dokter yang ini saja".
 
 
2. Cek Status BPJS
Dari langkah pertama, seperti yang aku highlight bahwa faskes 1 aku masih di Klinik Pratama Cilandak (Jakarta Selatan). Untuk bisa terdaftar di faskes 1 Pondok Kelapa, kami mesti melakukan update data di BPJS. Maka aku pun mencari informasi ke faskes 1 awal aku di Klinik Pratama Cilandak (Jakarta Selatan) & mencoba menelpon BPJS admin, berikut informasi yang aku dapatkan:
  • Klinik Pratama Cilandak menginformasikan bahwa jika yakin akan merubah data faskes 1 maka bisa melakukan nya di BPJS (aplikasi JKN atau via telphone (021) 421-2938).
  • .Jika sudah melakukan perubahan data (pengupdate-an) maka data faskes disistem akan terupdate di setiap tanggal 1 bulan berikut nya. 
  • Data faskes 1 yang sudah diubah tidak dapat diganti lagi sebelum mencapai 3 bulan. Setelah itu data bisa diganti lagi, begitu pun seterusnya.
  • KTP domisi dari daerah mana pun tidak masalah, yang diperlukan hanya merubah data faskes 1 di sistem sesuai rumah sakit yang diinginkan.

Informasi di atas sangat berharga bagi aku saat itu. Karena meski tinggal di jakarta, KTP aku masih tertera di Sorong, Papua Barat. Jadi aku tidak perlu mengubah KTP sama sekali untuk berpindah faskes 1. Dan ternyata cara mengubah data faskes 1 juga sangat mudah, yakni dengan melakukan nya di aplikasi JKN saja. Dengan perubahan data yang dilakukan, akan muncul notifikasi jika faskes 1 yang baru telah aktif dan tampil kartu digital baru yang faskes 1 nya sudah sesuai dengan yang diinginkan. Lalu bagaimana cara mencetak kartu nya?, jawabannya tidak perlu dicetak dalam bentuk kartu. Hanya diprint biasa dikertas itu sudah valid. Caranya mudah, tinggal klik icon amplop dan kartu digital tersebut akan dikirimkan ke alamat email kita untuk diprint biasa.

Di karenakan aku bekerja di jakarta selatan, maka saat awal kehamilan aku belum merubah data faskes 1 ke pondok kelapa. Agar jika dari kantor ingin berkunjung ke rumah sakit di sekitar situ masih mudah. H-3 atau 4 bulan sebelum kelahiran baru kami mengganti faskes 1 di aplikasi JKN. 

 

3. Komunikasikan dengan Pihak Terkait

Setelah faskes 1 aku sudah sesuai, kami mengkomunikasikan pada pihak-pihak terkait yaitu dokter SPOG, Admin BPJS di RSIA. Bunda Aliya, dan Bidan di faskes 1 yang baru. 3 pihak ini sangat penting untuk berkoordinasi.

Kami mulai menkomunikasi dengan dokter SPOG pada saat aku hamil 6 bulan, kalau tidak salah ingat. Saat itu karena kehamilan masih 6 bulan, dokter belum bisa memutuskan bagaimana kondisi melahirkan yang akan dilakukan-apakah normal atau sesar. Kami mungkin akan mendapatkan feedback dari dokter pada H-3 minggu dari HPL (Hari Perkiraan Lahir).

Dan kami juga mengkomunikasikan pada Admin BPJS di RSIA. Bunda Aliya terkait rencana ini. Lalu mereka menyarankan untuk mendapatkan rekomendasi dari dokter SPOG untuk diteruskan ke bidan di faskes 1 Pondok Kelapa. Karena kehamilan normal dari asuransi BPJS dilakukan di puskesmas faskes 1, sementara saat dibutuhkan sesar in urgent akan diteruskan oleh RSIA. Bunda Aliya. Dalam rencana kami, jika keputusan dokter melahirkan secara normal maka kami akan bayar pribadi ke RSIA. Bunda Aliya. Namun jika sesar maka kami akan menggunakan asuransi BPJS ke RSIA. Bunda Aliya. Jadi intinya, kami tetap berencana melahirkan di RSIA. Bunda Aliya - tidak di puskesmas. 

Selanjutkan kami pun memulai komunikasi dengan bidan di faskes 1 Pondok Kelapa. Insight yang kami dapatkan bahwa surat rujukan tidak dapat diberikan jika tidak ada permintaan dokter SPOG. Dan belakangan kami paham bahwa, puskesmas tidak memiliki peranan untuk berhasil diklaim nya BPJS. Karena itu adalah keputusan rumah sakit (dokter SPOG) apakah bersedia memberikan approval untuk asuransi BPJS nya. Karena dokter SPOG yang lebih tahu kondisi kelahiran nya on the spot. Apalagi aku sudah kontrol selama kehamilan selalu di dokter yang sama dengan biaya pribadi.

Dan kuncinya ada pada saat menjelang melahirkan, saat itu sekitar H-3 minggu dari HPL (Hari Perkiraan Lahir). Dokter sudah melihat apakah bisa dipastikan melahirkan akan normal, atau bingung, atau bahkan dipastikan sesar. Di case aku, dokternya bingung apakah ini bisa normal atau bagaimana. Karena janin ku saat itu lehernya terlilit double meskipun posisi nya sudah cukup ke bawah. Maka untuk menetapkan HPL pastinya, kami menunggu progress dari tanda-tanda melahirkan aku. Kalau pun normal, akan ada kemungkinan yang cukup besar juga saat persalinan normal itu untuk tiba-tiba berganti menjadi sesar. Dan kalau demikian tentu tidak efisien untuk melahirkan di puskesmas, lalu buru-buru dengan mobil ke RSIA untuk melahirkan sesar. Alhamdulillah, dokter kami pun bilang kalau ini nanti jadinya sesar. InsyaAllah akan dibantu pembayarannya dengan asuransi BPJS. Jadi kami tidak perlu urus surat rujukan ke faskes 1 lagi, langsung pihak rumah sakit yang tangani pengurusan BPJS nya. 

 

 

    Dekian langkah-langkah (cara) yang kami lakukan di atas untuk pengurusan BPJS untuk biaya melahirkan. Alhamdulillah ikhtiar kami berhasil, biaya lahiran dicover oleh BPJS. Dan bukan hanya ibu melahirkan, bayi yang dilahirkan pun ditangani dengan fasilitas BPJS baik dari persalinan sampai pasca persalinan. In total biaya melahirkan bayi pertama kami ini Alhamdulillah hanya  Rp 230,000; saja, dengan rincian Rp 70,000; untuk administrasi & Rp 160,000; untuk hasil lab test bilirubin pada bayi kami. Selebihnya semuanya GRATIS (biaya dicover oleh asuransi BPJS). Dengan rezeki ini, Alhamdulillah uang budget melahirkan sebelumnya masih tertabung dan bisa digunakan untuk keperluan keluarga kami lain nya.