Everybody have their own believe about "debt". Ada yang prinsipnya 100% say no to hutang. Ada juga yang bisa berhutang dengan beragam tolak ukur terlebih dahulu. Atau bahkan ada juga orang yang hobi berhutang, iya "hobi berhutang". Orang yang hobi berhutang cenderung punya sifat basic seorang yang tidak pernah merasa cukup. Sebenarnya sifat basic ini baik untuk dijadikan motivasi dalam bekerja, tapi bukan untuk berhutang yah. Sayang nya sifat "tidak pernah merasa cukup" ini diiringi dengan sifat tidak sabaran sehingga terjabaklah ia dalam lingkaran hutang.
Syukur, sabar, kerja keras, & do'a memang harus jalan beriringan. Tanpa syukur, orang akan tidak bisa bersabar. Tanpa sabar, orang akan malas bekerja keras. Jika kerja keras (atau ikhtiar) saja tidak ada, bagaimana mau do'a cepat terkabul.
Sayang nya ada trend di masyarakat kalau seseorang berhutang kepada rekan/saudara nya, yang lebih galak justru yang minjam hutang. Dan tidak bertanggung jawab untuk segera melunasi hutang nya. Dan kebalikan nya, jika mereka pinjam hutang nya bank, mereka akan berikhtiar semaksimal mungkin sampai gali lupang - tutup lubang ke orang sekitar nya. Sungguh miris, justru sama bank saat ditagih memelas dan sama orang yang meminjamkan uang tanpa bunga yaitu ke rekan/saudara nya saat ditagih malah galak. That's we called "Tidak tahu berterimakasih".
Mindset nya mesti dibalik, justru kalau sama bank tidak perlu selebay itu. Karena kalau pun pembayaran terundur, mereka sudah dapat untung dari bunga. Bahkan kalau penghutang gagal bayar, mereka sudah punya asuransi untuk menggantikan sejumlah uang yang sudah mereka berikan ke nasabah. Belum lagi bank yang memberikan pinjaman dengan agunan juga punya jaminan berupa harta berharga penghutang, yang hasil jualnya sebagian akan mereka ambil untuk pelunasan & sebagian dikembalikan ke penghutang.
Berbeda dengan bank, pemberi hutang secara konvensional (atau mari kita sebut Hutang Lunak) baik itu dari rekan/saudara memberikan hutang dengan niat membantu tanpa bunga apalagi agunan. Modal nya adalah kepercayaan. Harusnya jauh lebih penting menjaga kepercayaan orang yang dengan baik hati memberikan pinjaman tanpa bunga dengan bertanggung jawab mengembalikan sesuai janji (dan kejelasan) & dengan sopan tentunya. "Bukan situ pinjam, situ janji, situ ditagih, eh situ malah galak". Kalau ketemu dengan orang kayak begitu, sebaiknya black list dia dari daftar orang yang akan diberikan pinjaman lagi. Satu kali dia berbuat, maka selamanya dia akan mengulangi. Karena kepribadian seseorang akan paling tercermin dari bagaimana seseorang berurusan dengan uang. Jika skala juta tidak bisa dipercaya, jangan harapkan keajaiban akan terjadi jika diberi kepercayaan skala puluh juta apalagi ratus juta. No way!.
Makadari itu sebelum berhutang pikirkanlah matang-matang berpuluh kali kalau perlu, apakah sanggup bertanggung jawab untuk mengembalikan. Kalau sanggup, untuk jangka waktu berapa lama?, apakah uang itu benar-benar dibutuhkan urgently? atau kah sebenarnya bisa diundur dengan menabung sendiri dulu?. Ya tanyakan lah sebanyak mungkin ke diri sendiri.
Hal-hal emegency yang masuk akal untuk berhutang adalah terkait keselamatan, misalnya berobat, kelahiran, pendidikan, atau bahan makan pokok. Jangan jadikan hal emergency untuk dapatkan pinjaman berlebih yang sebenar diluar yang dibutuhkan. Kebutuhan nya di cuman puluhan atau ratus juta, tapi pinjam sampai 1 Milyar. Itu bodoh finanacial nama nya.
Apakah modal usaha buruk dengan menggunakan hutang?. Jawaban nya tergantung. Jika sudah ada kontrak/ jaminan pembelian dari usaha tersebut, itu mungkin baik. Namun jika sebuah usaha yang masih spekulatif, baru ikut bidding atau baru buka toko atau baru buka brand, menurut saya itu akan memperburuk keadaan. Untuk hal-hal yang masih spekulatif, lebih baik untuk mencari modal dengan sistem bagi hasil. Jadi carilah orang-orang yang punya cash dan mau istilahnya mengambil saham dari bisnis yang sedang dirintis. Dengan begitu secara tidak langsung itu seperti hutang lunak, tidak ada bunga. Dan bisa didiskusikan jika bisnis ada kendala atau belum profit.
Lalu kalau sudah terlanjur punya hutang dan terlilit hutang bagaimana?. Simple, tau memulai berarti mesti bertanggung jawab mengakhiri. Ikhlaskan apa yang kamu miliki untuk menebus hutang mu, jangan pakai aset orang lain (pencuri/ perampok namanya itu). Kalau hutang nya dengan bank, coba pakai alternatif jalur negosiasi (sewa pengacara) agar dilepaskan dari beban bunga. Jika beruntung harta agunan tidak perlu sampai dilepaskan. Dan satu yang paling penting adalah JANGAN KEBIASAAN HUTANG LAGI!. That's it.
Syukur, sabar, kerja keras, & do'a memang harus jalan beriringan. Tanpa syukur, orang akan tidak bisa bersabar. Tanpa sabar, orang akan malas bekerja keras. Jika kerja keras (atau ikhtiar) saja tidak ada, bagaimana mau do'a cepat terkabul.
Sayang nya ada trend di masyarakat kalau seseorang berhutang kepada rekan/saudara nya, yang lebih galak justru yang minjam hutang. Dan tidak bertanggung jawab untuk segera melunasi hutang nya. Dan kebalikan nya, jika mereka pinjam hutang nya bank, mereka akan berikhtiar semaksimal mungkin sampai gali lupang - tutup lubang ke orang sekitar nya. Sungguh miris, justru sama bank saat ditagih memelas dan sama orang yang meminjamkan uang tanpa bunga yaitu ke rekan/saudara nya saat ditagih malah galak. That's we called "Tidak tahu berterimakasih".
Mindset nya mesti dibalik, justru kalau sama bank tidak perlu selebay itu. Karena kalau pun pembayaran terundur, mereka sudah dapat untung dari bunga. Bahkan kalau penghutang gagal bayar, mereka sudah punya asuransi untuk menggantikan sejumlah uang yang sudah mereka berikan ke nasabah. Belum lagi bank yang memberikan pinjaman dengan agunan juga punya jaminan berupa harta berharga penghutang, yang hasil jualnya sebagian akan mereka ambil untuk pelunasan & sebagian dikembalikan ke penghutang.
Berbeda dengan bank, pemberi hutang secara konvensional (atau mari kita sebut Hutang Lunak) baik itu dari rekan/saudara memberikan hutang dengan niat membantu tanpa bunga apalagi agunan. Modal nya adalah kepercayaan. Harusnya jauh lebih penting menjaga kepercayaan orang yang dengan baik hati memberikan pinjaman tanpa bunga dengan bertanggung jawab mengembalikan sesuai janji (dan kejelasan) & dengan sopan tentunya. "Bukan situ pinjam, situ janji, situ ditagih, eh situ malah galak". Kalau ketemu dengan orang kayak begitu, sebaiknya black list dia dari daftar orang yang akan diberikan pinjaman lagi. Satu kali dia berbuat, maka selamanya dia akan mengulangi. Karena kepribadian seseorang akan paling tercermin dari bagaimana seseorang berurusan dengan uang. Jika skala juta tidak bisa dipercaya, jangan harapkan keajaiban akan terjadi jika diberi kepercayaan skala puluh juta apalagi ratus juta. No way!.
Makadari itu sebelum berhutang pikirkanlah matang-matang berpuluh kali kalau perlu, apakah sanggup bertanggung jawab untuk mengembalikan. Kalau sanggup, untuk jangka waktu berapa lama?, apakah uang itu benar-benar dibutuhkan urgently? atau kah sebenarnya bisa diundur dengan menabung sendiri dulu?. Ya tanyakan lah sebanyak mungkin ke diri sendiri.
Hal-hal emegency yang masuk akal untuk berhutang adalah terkait keselamatan, misalnya berobat, kelahiran, pendidikan, atau bahan makan pokok. Jangan jadikan hal emergency untuk dapatkan pinjaman berlebih yang sebenar diluar yang dibutuhkan. Kebutuhan nya di cuman puluhan atau ratus juta, tapi pinjam sampai 1 Milyar. Itu bodoh finanacial nama nya.
Apakah modal usaha buruk dengan menggunakan hutang?. Jawaban nya tergantung. Jika sudah ada kontrak/ jaminan pembelian dari usaha tersebut, itu mungkin baik. Namun jika sebuah usaha yang masih spekulatif, baru ikut bidding atau baru buka toko atau baru buka brand, menurut saya itu akan memperburuk keadaan. Untuk hal-hal yang masih spekulatif, lebih baik untuk mencari modal dengan sistem bagi hasil. Jadi carilah orang-orang yang punya cash dan mau istilahnya mengambil saham dari bisnis yang sedang dirintis. Dengan begitu secara tidak langsung itu seperti hutang lunak, tidak ada bunga. Dan bisa didiskusikan jika bisnis ada kendala atau belum profit.
Lalu kalau sudah terlanjur punya hutang dan terlilit hutang bagaimana?. Simple, tau memulai berarti mesti bertanggung jawab mengakhiri. Ikhlaskan apa yang kamu miliki untuk menebus hutang mu, jangan pakai aset orang lain (pencuri/ perampok namanya itu). Kalau hutang nya dengan bank, coba pakai alternatif jalur negosiasi (sewa pengacara) agar dilepaskan dari beban bunga. Jika beruntung harta agunan tidak perlu sampai dilepaskan. Dan satu yang paling penting adalah JANGAN KEBIASAAN HUTANG LAGI!. That's it.
Casino Review 2021 - Las Vegas - MapYRO
ReplyDeleteWelcome to Casino Review 2021, one of 여수 출장안마 the 수원 출장마사지 fastest growing providers of 서귀포 출장안마 casino games and entertainment in Las 용인 출장안마 Vegas. Visit Mapyro 충주 출장샵 to compare and Rating: 3.3 · 18,400 reviews